Moskow (ANTARA) - Kandidat presiden Amerika Serikat Donald Trump menggambarkan panggilan telepon yang diterimanya dari Presiden Joe Biden pasca upaya pembunuhan terhadap dirinya sebagai hal yang sangat baik.

Trump mengatakan dalam sebuah wawancara dengan New York Post pada Minggu (15/7) malam bahwa pembicaraan tersebut “baik-baik saja” dan menyarankan bahwa kampanye presiden di antara mereka bisa lebih beradab mulai sekarang.

Pada Sabtu sore, tembakan dilepaskan selama kampanye Trump di Butler, Pennsylvania. Mantan presiden AS itu menderita luka tembak di telinga kanan dan sempat dirawat di rumah sakit.

Gedung Putih mengatakan Biden berbicara dengan Trump setelah upaya tersebut.

FBI menganggap serangan itu sebagai upaya pembunuhan dan potensi terorisme dalam negeri. Tersangka pria bersenjata diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks, 20 tahun, dari Bethel Park, Pennsylvania. Kendati telah diidentifikasi, FBI belum memastikan alasan Crooks melepaskan tembakan.

Crooks ditembak mati oleh agen Secret Service setelah ia melepaskan tembakan dari tempat yang menurut agen tersebut merupakan posisi tinggi di luar lapangan Butler, Pennsylvania, tempat Trump berpidato di hadapan para pendukungnya menjelang pemilu presiden November mendatang.

Pria bersenjata itu membunuh seorang penonton dan melukai dua orang lainnya di antara kerumunan sebelum Dinas Rahasia menembaknya.

Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro mengidentifikasi peserta kampanye yang meninggal sebagai Corey Comperatore, mantan kepala pemadam kebakaran.

Shapiro mengatakan Comperatore "meninggal sebagai pahlawan," karena ia tewas ketika melindungi keluarganya dari tembakan.

Sumber : Anadolu
Baca juga: FBI temukan perangkat mencurigakan kedua di rumah penembak Trump
Baca juga: Rusia: Upaya pembunuhan presiden dan capres adalah tradisi politik AS
Baca juga: Biden: Terlalu dini pastikan penembakan Trump upaya pembunuhan


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2024