Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan sudah ada sebanyak 59 posko pengungsian yang didirikan untuk menampung sementara para korban banjir di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa puluhan posko pengungsian tersebut tersebar di sembilan kecamatan yang dilanda banjir dengan ketinggian muka air 30 centimeter sampai 1,5 meter sejak Rabu (10/7) malam.

Pusdalops BNPB mencatat total ada sebanyak 4.686 unit rumah warga di Kecamatan Kota Barat, Kota Utara, Kota Selatan, Kota Tengah, Kota Timur, Dombo Raya, Hulonthalangi, Dungingi, dan Sipatana yang terendam banjir.

Meski pun banjir sudah mulai surut pada Senin siang, tim Pusdalops BNPB memastikan posko pengungsian siap difungsikan untuk meringankan beban 7.486 korban banjir di Kota Gorontalo, setidaknya sampai status tanggap darurat berakhir pada 24 Juli 2024.

BNPB melalui petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo telah memfasilitasi 59 posko pengungsian dengan kelengkapan fasilitas dapur umum, air bersih, dan kebutuhan pokok logistik berupa makanan dan sandang yang cukup.

Selain penanganan dampak banjir, BNPB juga sedang melakukan asesmen percepatan penanganan dampak bencana susulan pasca-banjir berupa tanah longsor yang turut melanda enam kelurahan. Bencana hidrometeorologi basah ini disebutnya terjadi setelah Kota Gorontalo diguyur hujan intensitas sedang-deras sehingga sungai dan danau setempat meluap.

Abdul menyampaikan dalam bencana longsor tersebut satu orang warga Kelurahan Tenilo, Kecamatan Kota Barat meninggal dunia dan sejumlah rumah beserta fasilitas umum seperti jalan turut terdampak material longsor.

Baca juga: Banjir Gorontalo Utara rendam pemukiman & kebun warga hingga 2 meter

Baca juga: Lanal bantu penanganan korban banjir di Gorontalo

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024