Jakarta (ANTARA) -
Umat Islam sangat memuliakan Hari Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriah.
 
Hari Asyura banyak mengandung sejarah keistimewaan para rasul, sehingga memiliki amalan yang dianjurkan Rasulullah SAW kepada umatnya untuk memperoleh berkah Allah SWT.
 
Salah satu amalan yang dianjurkan Rasulullah SAW kepada sahabat dan para umatnya yakni puasa. Setelah puasa Ramadhan diwajibkan, puasa Asyura termasuk puasa muakkadah, puasa sunnah yang dianjurkan.
 
Menurut hadist riwayat muslim, terdapat lima keutamaan dari melaksanakan puasa Asyura.
 
Dalam hadist diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Baca juga: Mengenal Hari Asyura dan keutamaannya bagi umat Islam
 
Hadits ini menunjukkan puasa Muharram adalah bulan paling penting untuk berpuasa setelah Ramadhan.
 
Salah satu bulan mulia yaitu al-ashhur al hurum, bulan suci yang dianjurkan untuk memperbanyak melakukan ibadah. Bagi umat islam pada tanggal 10 Muharram, dianjurkan untuk berpuasa pada bulan suci ini.
 
Hal ini dijelaskan dalam hadist Imam Abu Dawud dan Imam Ibnu Majah, "Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).
 
Satu hari puasa Asyura di bulan Muharram akan memberikan pahala yang setara dengan puasa 30 hari.
 
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulallah SAW bersabda "Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak salah).
 
Puasa pada hari Asyura yang jatuh pada 10 Muharram, akan menebus dosa-dosa yang dilakukan sepanjang tahun sebelumnya.
 
Keutamaan ini dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu Qatadah, Rasulullah SAW bersabda "Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat.” (HR Muslim).
 
Bagi umat Islam yang melaksanakan puasa Asyura, sebagai pembeda puasa umat Yahudi, dianjurkan untuk puasa Tasu'a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharaam sebagai pelengkap puasa 10 Muharram.
 
Diriwayatkan dari Ibu Abbas, Rasulallah bersabda "Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad).

Kendati demikian, Nabi Muhammad bukan mengikuti ibadah agama lain, melainkan karena perintah Allah SWT. Sebab sebelum bertemu kaum Yahudi, Rasulallah juga sedang menjalankan ibadah puasa.

Baca juga: Hari Asyura, ini amalan dan puasa yang dianjurkan Islam

Baca juga: Sandiaga disuguhkan bubur Asyura buka puasa di mesjid Jami Banjarmasin

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024