Moskow (ANTARA News) - Ukraina di ambang perang saudara, yang dikobarkan Barat, kata anggota utama parlemen Rusia urusan luar negeri pada Selasa.

Alexei Pushkov, ketua panitia urusan luar negeri majelis rendah, mengutuk kekerasan mematikan di Kiev -sedikit-dikitnya tujuh orang tewas pada Selasa- sebagai upaya merebut kekuasaan melalui kekacauan dan pelanggaran hukum, dalam tanggapan kepada kantor berita Interfax.

"Saya menganggap sejumlah besar tanggung jawab itu jatuh pada Barat dan politisi Barat, yang selalu menekan pemerintah Ukraina," kata Pushkov.

Ia menyatakan negara Barat mencegah pemerintah menindak kelompok ultra-radikal itu, yang menembaki polisi dan pasukan khusus serta membawa ke perang saudara.

"Berbicara tentang kebutuhan melindungi kehendak demokratis rakyat Ukraina dan gerakan menekan pemerintah Ukraina bisa juga menyebabkan perang saudara dimulai di sana," tambahnya.

"Bahkan, itu sudah ada, dalam bentuk janin," katanya tegas.

Kementerian luar negeri Rusia sebelumnya menyalahkan kebijakan negara Barat atas bentrokan tersebut.

"Yang terjadi adalah dampak langsung kebijakan diam-diam di antara politisi Barat dan lembaga Eropa, yang menutup mata terhadap tindakan garang pasukan radikal Ukraina," kata pernyataan kementerian tersebut.

Polisi Ukraina menggunakan meriam air pada Selasa untuk membubarkan pengunjuk rasa di alun-alun Kiev, yang mereka duduki, kata gambar televisi.

Pengunjuk rasa menentang pemerintah tampak melemparkan bom bensin, kembang api dan batu ke arah polisi antihuru-hara dan membakar tumpukan ban serta kayu untuk menghalangi petugas, yang berusaha memasuki Lapangan Merdeka.

Sembilan orang tewas dalam bentrokan di Kiev pada Selasa, yakni tujuh warga dan dua polisi, kata polisi.

Pada Selasa pagi, penentang pemerintah menyerang polisi dengan bom bensin di luar gedung parlemen. Dua kendaraan, yang menghalangi jalan menuju parlemen, dibakar pengunjuk rasa. Polisi menanggapi dengan granat kejut dan gas air mata untuk memukul mereka mundur.

Polisi antihuru-hara menyerbu kelompok utama penentang di Kiev pada Selasa setelah bentrokan menewaskan sedikit-dikitnya tujuh orang pada hari paling berdarah dalam tiga bulan unju rasa, demikian AFP.
(B002/H-AK) 

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014