Yogyakarta (ANTARA News) - Politikus dan calon pemimpin diharapkan memiliki semangat kesukarelawanan, sehingga dapat membawa Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, kata Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Pratikno.

"Dengan semangat kesukarelawanan, mereka akan memiliki motivasi yang baik dan mampu mewariskan bangsa yang bermartabat kepada anak cucu kelak," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, semangat kesukarelawanan itu juga dapat menjadi energi utama masyarakat menggunakan hak memilihnya dalam memberikan suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.

"Oleh karena itu, semangat kesukarelawanan harus terus dipupuk dan dikembangkan. Saya yakin bangsa kita akan menjadi bangsa yang besar," katanya.

Ia mengatakan bencana alam yang menerpa Bangsa Indonesia belakangan ini semakin memperkuat modal sosial masyarakat dengan munculnya semangat kesukarelawanan.

Semangat positif itu, kata dia, diharapkan tidak hanya muncul pada saat terjadi bencana tetapi juga dalam situasi pascabencana dan kondisi atau keadaan normal.

"Pada saat bencana erupsi gunung berapi saat ini sungguh kita terharu bagaimana masyarakat kita saling bantu membantu. Semangat kesukarelawanan bangkit untuk menolong korban bencana, hal itu merupakan modal sosial yang luar biasa," katanya.

Menurut dia, kejadian bencana alam tidak hanya meninggalkan penderitaan bagi mereka yang tertimpa bencana tetapi juga melahirkan sisi positif dari dunia pendidikan, yakni mendorong kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi.

"Bencana gempa bumi dan longsor di Indonesia sebelumnya telah melahirkan sebuah temuan inovasi dari kalangan ilmuwan UGM," kata Guru Besar Fisipol UGM itu.

Ia mengatakan peneliti dari teknik sipil berhasil mengembangakan rumah tahan gempa. Alat deteksi risiko longsor yang diaplikasikan di Karanganyar, Banjarnegara, dan Situbondo membantu masyarakat agar bisa mendeteksi risiko longsor.

"Saat ini teknologi buatan UGM itu juga digunakan oleh industri geothermal dan perusahaan pertambangan multinasional di Indonesia. Alat itu juga digunakan di Myanmar dan China," katanya.(*)

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014