Yogyakarta, 11 September 2006 (ANTARA) - Yogyakarta kembali menjadi Tuan Rumah Pertemuan Asia Forest Partnership (AFP). Setelah sebelumnya menjadi Tuan rumah Pertemuan ke-2 AFP (2003) dan regional workshop on Strengthening the AFP (2004). Pertemuan AFP kali ini merupakan yang keenam. Penyelenggaraan pertemuan ini dilakukan bersamaan oleh Depatemen Kehutanan sebagai tuan rumah dan AFP Sekretariat yang berkedudukan di Center for International Forestry Research (CIFOR) di Bogor. AFP adalah forum kemitraan kehutanan yang menekankan pentingnya pengelolaan hutan lestari, dengan mengemukakan isu penting yaitu: Illegal Logging, kebakaran hutan dan lahan, serta rehabilitasi hutan dan reboisasi, di samping dua isu lintas bidang yaitu pemerintahan yang baik (good governance), penegakan hukum (law enforcement), dan peningkatan kapasitas menuju menuju pengelolaan hutan lestari (Sustainable Forest Management). Pertemuan AFP keenam kali ini dihadiri oleh sekitar 150 peserta yang berasal dari negara-negara di Asia dan sejumlah negara donor. Peserta yang mewakili institusi pemerintah (Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Jepang, Madagaskar, Malaysia, Nepal, Filipina, Thailand, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris. Swasta (Riau Andalan Pulp & Paper, Perum Perhutani, PT. Restorasi Ekosistem Indonesia, Japan Federation of Wood Industry Associations. LSM (The Nature Conservacy, Birdlife Indonesia, WWF, Titian Foundation, RECOFTC, Tropenbos International Indonesia Program, IGES, TRAFFIC, Environmental Investigation Agency, Intercooperation), dan lembaga internasional (CIFOR, World Bank, UNDP dan IUCN). Selain membahas isu-isu teknis, pertemuan kali ini akan menekankan perlunya Pertemuan AFP keenam menetapkan masa depan AFP setelah fase pertama yang akan berakhir pada tahun 2007 nanti. Pemerintah Indonesia mengharapkan AFP dilanjutkan ke fase kedua sampai tahun 2012, mengingat masih relevannya isu-isu pokok AFP untuk ditangani. Pertemuan AFP akan dipimpin oleh Co-chair dari Indonesia dan Jepang, di mana untuk Indonesia diwakili oleh Dr. Efransjah Nasution, yaitu Penasehat Delegasi R.I. pada Pertemuan-pertemuan Kehutanan Internasional, sedangkan Co-chair dari Jepang adalah Mr. Ichiro Nagame dari Forestry Agency Jepang. Sebagai negara penting di Asia di bidang kehutanan, Indonesia mendapat kesempatan untuk menyampaikan perkembangan di tiga bidang utama AFP, bahwa persoalan illegal logging, kebakaran hutan dan reboisasi/rehabilitasi hutan merupakan masalah yang sangat kompleks. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Indonesia dan mulai menampakkan hasil akan tetapi karena skala persoalannya begitu besar, maka diperlukan dorongan dan kerjasama dari luar, termasuk dari para Mitra AFP. Selanjutnya Pertemuan akan membahas kerjasama yang sedang dan telah berjalan, serta yang baru diusulkan. Sebagian besar kegiatan kemitraan terkait dengan di Indonesia, seperti Kemitraan Kalimantan (WWF, Tropenbos, CIFOR), Sistem Verifikasi Asal Kayu (Lembaga Ekolabel Indonesia), dan Pengujian Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati di Hutan Produksi Tropis (CIFOR, ITTO, IUCN). Indonesia juga mengajukan usulan baru mengenai rehabilitasi hutan penelitian Wanagama oleh Fakultas Kehutanan UGM, yang belum lama ini rusak karena gempa. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Dr. Achmad Fauzi Mas'ud, MSc, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan, Telp: (021) 570-5099, Fax: (021) 573-8732 (T.AD001/B/W001/W001) 11-09-2006 14:27:39

COPYRIGHT © ANTARA 2006