Jakarta (ANTARA News) - PT Bank NISP akan memperoleh pinjaman jangka panjang dari International Finance Corporation (IFC) sebesar kurang dari 50 juta dolar AS untuk memenuhi kebutuhan kredit konsumen maupun investasi lainnya. "Pinjaman dari IFC sebesar itu dalam proses yang juga sudah diketahui Bank Indonesia (BI) yang merupakan komitmen pinjaman keempat setelah tahun lalu memperoleh pinjaman sebesar 35 juta dolar AS," kata Dirut dan CEO PT Bank NISP, Pramukti Surjaudaja usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Senin. Pinjaman tersebut akan diterima sekitar dua bulan lagi. Pramukti mengatakan, Bank NISP sebenarnya tidak tergesa-gesa memperoleh dana pinjaman tersebut, karena kebutuhan dana untuk operasional masih dapat dipenuhi dari dana yang dimiliki. Bahkan penempatan dana perseroan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dinilai masih cukup untuk menunjang kegiatan operasional perseroan. "Kami tidak terburu-buru untuk meraih dana pinjaman IFC," katanya. Pinjaman ini, lanjut Pramukti, merupakan komitmen IFC terhadap Bank NISP untuk tetap memberikan dukungan teknik seperti "Good Corporate Governance" (tata kelola yang baik), pengelolaan aset, rencana strategi, dan program penjaminan parsial. Pramukti mengatakan, pinjaman tersebut akan mendorong pencapaian target program Bank jangka panjang. Mengenai penyaluran kredit, Pramukti mengatakan, sampai akhir tahun ini diperkirakan bisa mencapai Rp15 triliun, atau kurang Rp2,0 miliar dari penyaluran saat ini yang berkisar Rp13 triliun. "Kami optimis akan bisa menyalurkan dana tersebut, apalagi dengan kecenderungan tingkat suku bunga yang akan terus turun hingga akhir tahun ini," katanya. Mengenai kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL), Pramukti mengatakan, saat ini mencapai tiga persen lebih. Ia mengharapkan NPL akan berkurang pada akhir tahun akibat pertumbuhan ekonomi makro Indonesia semakin membaik.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006