Jakarta (ANTARA News) - Keputusan untuk merombak atau tidak Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) sebaiknya diserahkan kepada presiden, karena itu merupakan hak prerogatifnya. Menanggapi maraknya soal 'reshuffle' kabinet akhir-akhir ini, Ketua Umum Partai Persatuan Daerah (PPD), Oesman Sapta, mengatakan sebaiknya masalah itu diserahkan kepada presiden sepenuhnya. "Hanya saja, tambah mantan Wakil Ketua MPR itu, perlu ada jaminan bahwa penggantinya akan lebih baik dari yang diganti," katanya di Jakarta akhir pekan. "Kalau tidak, tentunya hanya akan membuang-buang waktu saja," tambahnya. Kendati demikian, dia mengharapkan, akan lebih baik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pembenahan ke dalam agar kinerja kabinet lebih fokus dan terarah. "Berilah kesempatan kepada menteri-menteri melaksanakan program masing-masing seraya secara perodik dilakukan evaluasi atas kinerja mereka," katanya. Oesman, kelahiran Sukadana 18 Agustus 53 tahun lalu, akhir pekan lalu, atas inisiatif dan permintaan putra-putranya memperingati 35 tahun pernikahannya dengan Serviati di kediamannya secara sederhana. "Ini acara mendadak dan malah saya tidak mengeluarkan undangan tertulis sama-sekali, hanya lewat SMS," katanya. Pasangan ini dikaruniai empat putra dan satu putri serta tiga cucu. Meski demikian, sekitar 250 tamu terdiri atas teman-teman, sahabat dan kenalan hadir dalam acara sederhana itu, di antaranya terlihat KASAD Jenderal Djoko Santoso dan Said Agil Siraj dari MUI yang membacakan doa. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006