Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan bahwa industri kreatif harus mengubah paradigma dagangnya menjadi produksi untuk bisa menguasai ekonomi ASEAN.

"Dari total 600 juta penduduk ASEAN, sebanyak 250 juta jiwwa ada di Indonesia. Kita punya pasar yang besar, sumber daya alam yang besar, sehingga tidak ada alasan kita kalah bersaing," kata Gita Wirjawan saat memberikan kuliah umum di depan mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Selasa, seperti dikutip dari siaran pers.

Gita meyakini jika industri kreatif tumbuh maka pasar Indonesia semakin kokoh dan bisa mendominasi ASEAN.

Dia mencontohkan saat ini produksi telepon seluler (ponsel) yang diimpor ke Indonesia bahan baku utamanya seperti karet dan timah berasal dari Indonesia.

Hal itu menurutnya sangat menyakitkan, di mana Indonesia selaku produsen timah terbesar dunia mengekspor hasil tambangnya itu untuk dijadikan bahan baku ponsel yang pada gilirannya diimpor kembali oleh Indonesia.

"Tahun lalu 60 juta ponsel kita impor ke sini. Alangkah menyakitkan," kata Gita.

Oleh karena itu, dia menyatakan sudah saatnya paradigma produksi menjadi lokomotif ekonomi ke depan. Industri kreatif harus memenuhi produk-produk di pasar dalam negeri.

Peserta capres konvensi Partai Demokrat itu menyadari terdapat kendala sistemik seperti pendanaan, suku bunga, birokrasi dan inovasi, yang harus diubah agar pembangunan industri kreatif berbasis teknologi nasional bisa maju. Namun, menurut dia, hal itu bisa diatasi.

Gita memperkirakan dalam 20 tahun ke depan akumulasi ekonomi Indonesia berkisar Rp360.000 triliun. Dengan mengubah paradigma dagang menjadi produksi, maka SDM dalam negeri dapat mengisi pasar perekonomian nasional.

Pewarta: Rangga
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2014