Pekanbaru, (ANTARA News) - Masyarakat yang bermukim di Dusun Bakti Kepenghuluan Bahtera Makmur Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Provinsi Riau, terpaksa mencari orang pintar untuk mengusir harimau yang masuk perkampungan mereka. "Ada tujuh ekor harimau yang masuk ke kampung kami sejak sepekan terakhir tapi tampaknya tidak ada niat dari pemerintah untuk menangganinya. Itu sebabnya kami mencari orang pintar untuk mengusir harimau," ungkap Ramlan (32) seorang warga Dusun Bakti ketika dihubungi di Bagan Sinembah, Selasa. Menurut dia, tadi malam (Senin, 11/9) hewan langka itu terlihat lagi muncul diantara semak belukar di perbatasan kampung dengan kawasan hutan di dusunnya. Ia mengatakan, sejak sepekan terakhir masyarakat melakukan ronda kampung karena kehadiran hewan buas itu tidak hanya menakutkan warga tetapi juga telah memangsa hewan ternak masyarakat seperti kambing, itik, dan ayam. "Kemarin menjelang magrib harimau ini dilihat masyarakat. Jumlahnya tujuh ekor tidak hanya terlihat harimau besar tetapi juga anak-anaknya," ungkap ramlan. Sementara itu Camat Bagan Sinembah, Mulyadi Masri ketika dihubungi mengakui masyarakatnya yang bermukim di Dusun Bakti saat ini berada dalam ketakutan karena satu keluarga harimau muncul ke kampung mereka. "Masyarakat malah mencari orang pintar untuk mengusir harimau," ujarnya perihal kewalahannya masyarakat menghadapi hewan bertaring dan bercakar tajam itu. Menurut dia, laporan dari masyarakat yang diterimanya menyebutkan ada tujuh ekor harimau yang menampakkan diri dan ketujuhnya dengan bentuk ukuran tubuh yang bervariasi ada yang besar dan kecil. "Berapa umur atau ukuran tubuhnya serta jenis kelaminnya saya tidak tahu pasti namun yang jelas harimau itu ada yang besar mungkin induknya dan ada juga anak-anaknya," katanya. Mulyadi memperkirakan hewan yang dilindungi undang-undang itu berasal dari hutan lindung Mahato yang masuk wilayah Kabupaten Rokan Hulu, karena Dusun Bakti berbatasan langsung dengan kawasan hutan Mahato. Menurut dia, hewan malang itu masuk ke perkampungan penduduk karena hutan tempat tinggalnya terbakar, sedangkan di Dusun Bakti tidak ada lagi kawasan berhutan lebat telah berganti dengan areal perkebunan sawit dan ladang masyarakat serta pemukiman. Ia menjelaskan, telah mengkoordinasikan masalah hewan pemangsa ini dengan Dinas Kehutanan Rohil dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau namun belum ada tanggapan. "Yang jelas hingga kini tujuh harimau itu masih gentayangan dan meresahkan masyarakat. Itu sebabnya mereka mengundang orang pintar untuk mengusir harimau," tutur camat.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006