Jakarta (ANTARA News) - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Adang Firman mengatakan pihaknya akan meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman terorisme, terutama pada empat bulan menjelang akhir tahun yang dapat disebut sebagai "jadwal rutin" aksi terorisme, setidaknya dalam lima tahun terakhir. "Kita akan tingkatkan kewaspadaan dan pengamanan selama bulan-bulan terakhir hingga tutup tahun menghadapi ancaman terorisme," katanya, kepada ANTARA News di Jakarta, Rabu. Peningkatkan kewaspadaan dan pengamanan terutama dilakukan di tempat-tempat yang kerap menjadi sasaran terorisme berdasar pola yang terjadi selama lima tahun terakhir di Indonesia. "Kami kan tidak ingin, negeri ini terus tercabik-cabik oleh ulah teroris. Jadi, tidak ada kata lain, selain meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan khususnya pada bulan-bulan yang kerap terjadi aksi terorisme," kata Adang. Sebelumnya, Kepala Desk Antiteror Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Ansyaad Mbai mengatakan, hingga saat ini ancaman itu belum terlihat meski pemerintah tetap mewaspadai setiap bentuk ancaman terorisme. Pengamanan terus dilakukan di daerah-daerah yang ditengarai sebagai tempat pelarian atau persembunyian para teroris, seperti di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk Poso, katanya. Bulan Agustus hingga Desember dapat disebut sebagai jadwal rutin aksi teror setidaknya dalam lima tahun terakhir. Maka sejak sepekan silam, pihak kepolisian telah meningkatkan kesiapsiagaannya di beberapa wilayah, khususnya perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur. Apalagi hampir sebulan, misteri "chatting" Imam Samudra -dalang bom Bali 12 Oktober 2002- di penjara Kerobokan, Bali dengan dua orang bernama Agung Setyadi dan Agung Prabowo, belum terkuak. Polisi hanya menyebutkan, saat ini satu buron `Mr-X` masih menjadi buron.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006