Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Kamis pagi, menguat mendekati level Rp9.100 per dolar AS menjadi Rp9.110/9.112 per dolar AS dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya pada level Rp9.112/9.155 atau naik sebanyak dua poin. "Rupiah sudah diperkirakan akan terus menguat yang menunjukkan pasar masih positif terhadap pergerakan mata uang lokal itu berkat dukungan faktor eksternal," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Kamis. Menurut dia, menguatnya rupiah dipicu oleh membaiknya yen terhadap dolar AS dan euro menjelang pertemuan negara-negara Industri Maju (G7) di Singapura akhir pekan ini. Para pelaku pasar segan untuk mengambil posisi dan menunggu pertemuan tersebut yang akan membahas merosotnya yen dan upaya untuk meningkatkan mata uang Jepang itu, katanya. Kondisi ini, lanjut Kostaman, memberikan sentimen positif terhadap rupiah, namun aksi beli terhadap mata uang lokal itu relatif masih kecil. Meski demikian pasar cenderung untuk memberikan dukungan terhadap rupiah, sehingga pada penutupan sore nanti diperkirakan akan terus meningkat, katanya. Rupiah sebenarnya masih ukup stabil, apalagi pergerakannya sepanjang bulan ini cenderung berkisar di level antara Rp9.000 sampai Rp9.150 per dolar AS. "Hal ini disebabkan indikator ekonomi makro Indonesia masih cukup positif untuk bisa menjaga rupiah tidak kembali terpuruk menjauhi kisaran yang ditetapkan pemerintah pada level Rp9.300 per dolar AS," katanya. Rupiah juga mendapat dukungan pasar saham Asia yang membaik, akibat berkurangnya kekhawatiran atas program nuklir Iran, di mana Iran menyatakan bersedia berdialog dengan barat. Selain itu, juga menguatnya harga minyak mentah AS menjadi 64,40 dolar AS per barel dari sebelumnya 63,50 dolar, demikian Kostaman. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006