Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan sektor konsumen, PT Siantar Top, menerbitkan surat utang (obligasi) senilai Rp250 miliar pada tahun ini yang akan digunakan untuk mengembangkan usaha.

Direktur Siantar Top, Armin, di Jakarta Rabu mengatakan bahwa obligasi sebesar Rp250 miliar itu merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) dengan nilai maksimal sebesar Rp1 triliun.

"Dana obligasi yang diterbitkan itu akan digunakan untuk pengadaan mesin baru dalam meningkatkan kapasitas produksi perseroan," ujarnya.

Ia mengakui bahwa nilai penerbitan obligasi itu mengalami penurunan dikarenakan kondisi pasar yang dinilai belum stabil menyusul diadakannya Pemilu.

"Kita lihat situasi pasar, kebetulan ada Pemilu pada tahun ini, jadi kita terbitkan Rp250 miliar terlebih dahulu," kata dia.

Pada tahun ini, Armin mengemukakan bahwa kebutuhan dana PT Siantar Top untuk ekspansi sebesar Rp400--Rp500 miliar. Sisa kekurangan kebutuhan dana perusahaan akan didapat dari pinjaman perbankan.

"Sebagian dana didapat dari penerbitan obligasi, sementara sisanya dari pinjaman perbankan," ucap dia.

Sementara itu, Direktur Mandiri Sekuritas Iman Rachman selaku penjamin emisi efek mengaku optimistis penerbitan obligasi PT Siantar Top akan diserap oleh investor menyusul industri konsumen di dalam negeri yang terus tumbuh.

"Di sisi lain, Siantar Top juga baru pertama kali menerbitkan obligasi. Jadi, akan ada shifting investasi oleh pemodal nantinya," kata dia.

Ia menambahkan Obligasi yang ditawarkan dibagi dalam dua seri yakni obligasi seri A memiliki tingkat bunga sebesar 9,90--11,1 persen per tahun dengan tenor 370 hari. Dan obligasi Seri B dengan tingkat bunga sebesar 10,8--12 persen per tahun dengan tenor selama tiga tahun.

Obligasi Siantar Top mendapat peringkat idA (single A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Pada kuartal tiga 2013, Siantar Top membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp111 miliar meningkat dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp74 miliar. Penjualan bersih sebesar Rp1,247 triliun, juga mengalami kenaikan dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp916 miliar.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2014