Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Ajeng Ratna Suminar menilai peristiwa gudang amunisi TNI Angkatan Laut yang meledak merupakan bukti minimnya perawatan atas alat dan logistik perang milik negara.

"(Meledaknya gudang amunisi) Itu menunjukkan kelemahan kita bahwa kita kurang merawat. Padahal, yang namanya logistik itu bukan hanya pengadaan, tapi juga penyimpanan, perawatan dan penghancuran," kata Ajeng usai Sidang Paripurna DPR RI di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pemerintah tidak boleh menganggap enteng perihal perawatan alutsista dan logistik di bidang pertahanan, seperti amunisi yang meledak itu.

Oleh karena itu, politisi Partai Demokrat itu menilai perlunya anggaran perawatan alutsista dan semua logistik pendukung lainnya.

"Kita kan kalau perang bukan hanya perang fisik, tapi juga gunakan alat, logistik itu. Makanya jangan hanya pengadaan, tapi juga perawatannya (penting), demikian juga alutsista," ucapnya.

Meski dugaan awal ledakan adalah konsleting, tapi menurut Ajeng tidak sepatutnya ada pihak yang disalahkan.

Ia juga menilai meledaknya gudang amunisi itu bukanlah sabotase karena lokasi gudang berada dalam area yang sulit dijangkau orang luar, kecuali anggota kesatuan.

"Itu (lokasi gudang) kan terpisah ya, jadi jelas bukan sabotase. Mengenai kejadian ini merupakan kelalaian atau bukan, semua masih harus dilihat lagi. Tapi intinya bagaimana kita mengantisipasi agar tak terulang lagi," ujarnya.

Sebelumnya terjadi ledakan di gudang amunisi Pasukan Katak Armada RI Kawasan Barat (Armabar) sekitar Pondok Dayung Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Rabu (5/3) sekitar pukul 10.30 WIB.

Ledakan di gudang amunisi senjata ringan itu memakan korban 87 orang. Dari jumlah tersebut, 15 orang sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan dan 72 lainnya menjalani perawatan di rumah sakit, termasuk satu orang yang masih kritis. Sementara itu, satu lainnya meninggal dunia.(*)

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014