Lviv, Ukraina (ANTARA News) -  Di kota Lviv, Ukraina, sekelompok warga Tatar meninggalkan wilayah semenanjung yang lagi berbahaya itu dengan kereta guna menghindari pasukan Rusia.

"Saya mengkhawatirkan anak-anak saya selama tentara Rusia ada di Krimea," kata seorang ibu muda suku Tatar ditemani tiga anaknya yang berusia dua sampai lima tahun.

"Di sini saya merasa aman," kata dia yang adalah salah seorang dari 200 warga Krimea yang menerima undangan pemerintahan kota Lviv untuk datang dan tinggal di benteng nasionalisme Ukraina di barat negeri itu yang berbatasan dengan Polandia.

Krimea yang adalah wilayah otonomi berbahasa Rusia di Ukraina kini dikuasai pasukan Rusia dan DPRD-nya dengan suara bulat setuju bergabung dengan Rusia sehingga mengancam terpecahnya Ukraina.

Kebanyakan warga Krimea yang tiba di Lviv adalah orang Tatar yang adalah minoritas muslim di semenanjung itu dan dideportasi ke Siberia dan Asia Tengah di era pemimpin Soviet Joseph Stalin, lalu kembali setelah ambruknya Uni Soviet pada 1991.

Di Lviv, para pendatang ini disambut Petro Kolodiy, ketua DPRD setempat yang membangun saluran hotline untuk siapa pun yang ingin direlokasi ke kota ini.

"Seperti halnya semua warga Ukraina, Anda berada pada situasi yang sulit yang diciptakan oleh Kremlin. Lviv mengulurkan tangannya untuk Anda semua," kata Kolodiy kepada para pendatang.

Tak hanya pihak berwenang, penduduk juga membuka tangan mereka untuk 500 warga Krimea di mana para pemilik hotel dan spa menawari menginap gratis.

"Di masa kecil dulu, nenek saya bilang pada saya bahwa Lviv menyambut warga Ukraina timur selama kelaparan besar (1932-1933) dan berbagi roti terakhir dengan mereka (yang kelaparan)," kata Kolodiy.  "Hari ini kami mencoba menawari warga Krimea sebisa kami."

Selain orang Tatar, para anggota keluara tentara Ukraina di Krimea juga telah tiba di Lviv.

Sejak penggulingan Presiden pro-Rusia Viktor Yanukovych bulan lalu, pasukan Rusia telah mengepung sejumlah markas tentara Ukraina di Krimea yang dibantah oleh Moskow.

Dalam sebuah pesan video, Walikota Lviv Andriy Sadovy meminta warga Krimea untuk tidak mempercayai propaganda Rusia bahwa Moskow membutuhkan rakyat untuk mempertahankan diri dari para ekstrimis Ukraina barat.

"Jika Anda semua mengira ada orang-orang bersenjata dari barat, saya bisa jamin kembali Anda bahwa kami ingin pembangunan yang damai untuk semua Ukraina," kata dia berbicara dalam bahasa Rusia yang adalah bahasa yang umum dipakai di Krimea.

Ukraina telah terpecah belah menjadi bagian timur yang pro-Moskow dan bagian barat yang pro-Barat termasuk Lviv dan ibukota Kiev.

Alim Aliyev, wakil warga Tatar Krimea di Lviv, mengaku optimistis mengenai masa depan wilayahnya. Para lelaki Tatar mengungsikan keluarga mereka sehingga mereka bisa membela tanah airnya, kata dia.

"Sepanjang Tatar di Krimea, Krimea akan tetap menjadi bagian Ukraina," kata dia.

Aliyev mengingatkan, warga Tatar akan melancarkan perang gerilya melawan pasukan Rusia jika Rusia tidak angkat kaki dari kawasan itu.

"Kami akan menarikan (tarian rakyat Tatar dan Ukraina) haytarma dan hopak di atas puing-puing ambisi pasca-imperialis Putin seperti dikutip AFP.

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2014