Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon menggambarkan keputusan parlemen Krimea untuk mengadakan referendum --tentang apakah akan meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia-- sebagai perkembangan yang "mengkhawatirkan dan serius."

Juru bicara Ban pada Jumat mengatakan bahwa pemimpin PBB itu mendesak pihak-pihak berwenang di Ukraina, "termasuk di Krimea, untuk menangani masalah ini dengan tenang," lapor AFP.

Ia mengacu pada pemungutan suara yang dijadwalkan Krimea berlangsung tanggal 16 Maret untuk melepaskan diri dari Kiev dan menggabungkan diri ke pemerintahan Kremlin.

Ban "meyakini bahwa semua pihak terkait harus memikirkan dampak yang bisa ditimbulkan oleh tindakan yang tergesa-gesa atau keputusan yang diambil di tengah situasi panas," kata juru bicara PBB, Martin Nesirky.

"Ia (Ban) sangat menekankan perlunya perdamaian dan stabilitas di kawasan dijaga."

Namun, Nesirky tidak menyatakan apakah Perserikatan Bangsa-Bangsa akan mempertimbangkan jajak pendapat itu sebagai langkah yang tidak sah berdasarkan hukum internasional atapun undang-undang dasar Ukraina --seperti yang sudah dikatakan oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Para pemimpin dua parlemen Rusia mengatakan mereka akan menghormati keputusan yang diambil oleh para anggota parlemen di wilayah rawan Laut Hitam itu untuk memutuskan hubungan dengan Kiev dan menyelenggarakan referendum.

Meningkatnya ancaman terpecahnya Ukraina antara pihak pendukung Eropa di bagian barat serta pihak yang beraliran Rusia di tenggara telah memaksa Presiden Amerika Serikat Barack Obama melakukan pembicaraan telepon selama satu jam dengan mitranya dari Rusia, Presiden Vladimir Putin.

Gedung Putih mengatakan Obama "menekankan bahwa tindakan-tindakan Rusia itu merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan dan kesatuan wilayah Ukraina, yang membuat kita mengambil beberapa langkah sebagai tanggapan, bekerja sama dengan mitra-mitra Eropa kita."

Uni Eropa telah memperteguh rencananya untuk menerapkan sanksi-sanksi yang ketat terhadap Moskow serta menyatakan tekad untuk menandatangani sebuah pakta perdagangan historis.

Pakta itu ditujukan untuk menarik Kiev dari lingkaran Moskow sebelum Ukraina menyelenggarakan pemilihan presiden pada 25 Mei. 


Penerjemah: Tia Mutiasari

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2014