Jakarta (ANTARANews) - Menteri Perindustrian MS Hidayat meyakini Indonesia memiliki peluang ekspor mebel kayu dan rotan hingga lima miliar dolar AS per tahun pada 2019, karena memiliki sumber daya alam yang spesifik.

"Kami semua, baik Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, bertekad asosiasi bisa meningkatkan ekspor mebel kayu dan rotan minimal lima miliar dolar AS hingga lima tahun ke depan, karena banyak sekali bahan baku spesifik yang dimiliki Indonesia," kata MS Hidayat saat membuka pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2014 di Kemayoran, Jakarta, Selasa.

MS Hidayat menjelaskan Indonesia memiliki bahan baku seperti kayu mahoni, kayu jati, serta rotan, yang tidak dijumpai di negara lain. Keuntungan ini dapat menjadi peluang untuk meningkatkan ekspor mebel nasional.

"Sekarang ini masih ekspor mebel kayu kita baru 1,6 miliar dolar AS, ditambah ekspor rotan 200 juta dolar AS. Jadi masih di bawah dua miliar dolar AS," kata MS Hidayat.

Menurut dia, masalah utama tidak kompetitifnya ekspor mebel nasional terletak pada permasalahan biaya transportasi yang mahal. Pemerintah, kata dia, akan terus berupaya mencarikan solusi atas hal tersebut. "Masalah mahalnya biaya itu yang mau kami perangi, kami menjanjikan itu," papar dia.

Lebih jauh dia mengatakan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan penanggungan biaya sertifikasi sistem verifikasi dan legalitas kayu (SVLK) hingga lebih dari satu tahun. "SVLK memang kita tanggung satu tahun ini, tapi asosiasi mau lebih dari setahun, kami akan pertimbangkan," ujar dia.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2014