Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden BJ Habibie akan meluncurkan bukunya yang merupakan catatan harian dan kesaksiannya atas berbagai peristiwa penting saat terjadinya peralihan kekuasaan dari mantan Presiden Soeharto kepada dirinya dan saat ia berkuasa. "Ini bukan sekedar memoar, tapi benar-benar dari catatan harian saya yang mencapai lebih dari 2.000 halaman," kata Habibie saat bersilaturahmi dengan sejumlah pemimpin redaksi media cetak dan elektronik di kediamannya di bilangan Patra Kuningan, Jakarta, Sabtu. Menurut mantan Presiden RI ketiga itu, tidak semua dari catatan hariannya itu yang dituangkan ke dalam bukunya yang berjudul "Detik-Detik Yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi" agar tidak terjadi hal-hal yang kontra produktif kemudian hari. Habibie yang saat itu didampingi Ibu Ainun Habibie mengatakan bahwa dirinya selalu mencatat setiap detil peristiwa yang terjadi di sekeliling dirinya, termasuk tanggal dan jam terjadinya sebuah peristiwa, ke dalam buku hariannya. Namun, menurut Habibie, hanya sekitar 75 persen saja dari catatan hariannya yang dituangkan ke dalam bukunya yang setebal 549 halaman itu. Judul "Detik-Detik Yang Menentukan" digunakannya sebagai gambaran bahwa buku tersebut benar-benar menyajikan fakta kritis nasib bangsa Indonesia di masa awal reformasi. "Kebijakan yang saya harus ambil (saat menjadi presiden) sangat penting dan tidak boleh terpengaruh siapapun. Jika ikut suara-suara yang mencoba memengaruhi keputusan, mungkin yang muncul sekarang ini adalah negara sosialis RI atau negara Islam RI dan bukan NKRI," ujarnya. Ditegaskannya pula bahwa saat itu, bangsa Indonesia benar-benar dalam persimpangan jalan dan pintu demokratisasi yang sedang dibuka itu merupakan awal dari perjalanan panjang bangsa menuju negara demokrasi. Mengenai peluncuran bukunya yang baru dilakukan saat ini, Habibie menjelaskan bahwa salah satu alasannya mengapa buku itu tidak diluncurkan pada tahun 2000 saja, karena ia tidak mau memengaruhi proses-proses politik yang terjadi saat itu, khususnya pemilu legislatif dan pilpres. "Saya tidak mau memengaruhi proses politik pada saat itu karena jika diluncurkan pasti akan meledak," katanya. Dalam kesempatan itu, Habibie juga mengatakan bahwa dirinya siap membuka dialog dengan siapapun terkait bukunya itu dengan catatan semuanya dalam rangka dialog yang konstruktif.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006