Havana, Kuba (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sidang pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non Blok (GNB) ke-14 di Havana, ibukota Kuba, Jumat waktu setempat atau Sabtu (WIB), mengatakan, demokrasi dan keamanan dunia kini sedang terancam oleh kemiskinan. Sebagai solusinya, Yudhoyono menawarkan agar negara-negara maju dan berkembang menjalankan kontrak kemitraan untuk memenuhi kewajiban masing-masing, baik kewajiban negara maju maupun negara berkembang. "Perdamaian ataupun keamanan tidak bisa dijamin berlangsung lama jika 80 persen jumlah manusia di dunia hanya menguasai 20 persen kekayaan yang tersedia," katanya. "Demokrasi tidak ada artinya jika delapan juta orang akan meninggal dunia tahun 2006 ini hanya karena mereka terlalu miskin untuk hidup," tambahnya. Masyarakat dunia, ujarnya, harus segera membunuh kemiskinan sebelum kemiskinan itu sendiri yang membunuh masa depan dunia. Ia mengatakan, jalan satu-satunya untuk mengatasi kemiskinan yang luas tersebut adalah melalui kontrak kemitraan antara negara maju dan negara berkembang. Menurut Kepala Negara, negara maju harus menjalankan setidaknya empat kewajiban, yaitu membuka pasar mereka bagi negara berkembang, terutama peroduk pertanian, memastikan mengalirnya investasi asing, maupun pembangunan alih teknologi ke negara berkembang, serta memberikan keringanan pambayaran utang. "Banyak negara berkembang gagal mendanai program pembangunan sosial dan ekonominya karena anggaran mereka habis untuk membayar utang," katanya. Sebaliknya, Yudhoyono juga meminta negara-negara berkembang agar menjalankan kontrak-kontrak kemitraan yang sesuai dengan kepentingan negara maju, terutama dalam hal menciptakan pemerintahan yang bersih. "Tidak ada satupun pihak yang mau punya mitra yang buruk," katanya. Kewajiban lainnya yang perlu dijalankan oleh negara-negara berkembang adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)-nya, menjaga lingkungan serta menciptakan iklim invetasi yang baik. "Iklim investasi ini tidak hanya menyangkut paket insentif, tapi juga kepastian hukum, kebijakan ekonomi yang nyaman, efisiensi birokrasi, stabilitas, infrastruktur yang menunjang dan pemerintahan yang baik," katanya. Di awal pidatonya Presiden sempat mengajak seluruh pemimpin yang bersidang di Plenary Hall Havana International Convention Center untuk mendoakan agar Presiden Kuba Fidel Castro Ruz segera sembuh. Fidel, berumur 80 tahun, pada pembukaan KTT GNB Jumat (15/9) batal hadir karena sesuai instruksi dokternya, ia masih harus beristirahat setelah beberapa waktu lalu menjalani operasi di salah satu bagian tubahnya. Menurut Sekjen PBB, Kofi Annan, yang sempat bertemu Fidel, Kamis malam (14/9), kendati tidak bisa hadir dalam KTT GNB, Fidel telah menunjukkan perkembangan yang baik dalam hal pemulihan kesehatannya. "Saya bertemu Fidel tadi malam. Dapat saya katakan bahwa dia dalam keadaan baik, jabatan tangannya erat dan tetap memiliki pikiran yang aktif." katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006