Banda Aceh (ANTARA News) - Perwakilan pemerintah dalam Tim Pemantau Aceh (Aceh Monitoring Mission/AMM), Bambang Darmono menyatakan, insiden Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara beberapa bulan lalu yang menyebabkan kematian mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Muslim, bukan akibat peluru TNI melainkan disebabkan cekikan. "Kematian sampai saat ini tidak bisa dikatagorikan sebagai kematian karena amunisi, masih banyak hal karena ada cekikan di leher dan hal-hal lain yang menyebabkan kematian itu. Hasil otopsi boleh saya katakan bukan karena peluru TNI," tegasnya kepada wartawan di Banda Aceh, Sabtu. Pernyataan tersebut disampaikannya seusai rapat pengaturan keamanan bersama (COSA) yang turut dihadiri Ketua AMM, Pieter Feith serta perwakilan pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Irwandi Yusuf. Lebih lanjut dia mengatakan proses investigasi sudah selesai dan akan dilanjutkan pada tahap penyelidikan untuk mengetahui bagaimana proses kematian korban. "Kita akan melakukan penyelidikan lebih dalam, dari hasil otopsi itu memberikan satu kesimpulan pada kita bahwa polisi harus melakukan penyelidikan lebih dalam pada kasus itu," tambahnya. Dikatakannya, kematian korban karena ada cekikan di leher namun saat ini belum diketahui siapa pelaku, yang pasti cekikan bukan dilakukan dengan tali dan tidak ditemukan adanya peluru di badan korban. Dia juga menambahkan, AMM tidak bertugas melakukan investigasi terhadap insiden tersebut karena AMM tidak memilki mandat untuk itu. Sementara itu, Pieter Feith menyatakan akan membagikan hasil penemuan investigasi tersebut, karena isinya sedikit kompleks dan secara garis besar sangat disayangkan telah terjadi penggunaan kekuatan yang tidak pada tempatnya oleh TNI. "Pada tahap ini kami belum bisa menetapkan apa yang menyebabkan kematian Muslim namun otopsi telah kami lakukan pada awal minggu ini, kami juga mengetahui ayah korban tidak setuju dengan otopsi ini," kata Peiter. Padahal otopsi sangat berguna untuk menemukan fakta-fakta baru dan dikembangkan melalui investigasi lebih lanjut oleh polisi karena itu para pihak setuju akan memberikan kompensasi kepada keluarga korban. (*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006