Bandung (ANTARA News) - Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) dan jajaran terkait melakukan kerjasama dengan Bank Sentral Jerman dalam penanggulangan peredaran uang palsu. Yudi Harimurti, Analis pada Direktorat Pengedaran Uang BI mengemukakan informasi itu dalam Diskusi Aspek Hukum Penerbitan Uang dan Upaya Peningkatan Infrastruktur Perbankan yang berlangsung di Hotel Aston, Bandung, Minggu. Pembuatan dan peredaran uang palsu, menurut Yudi, telah berkembang seiring dengan kemajuan teknologi pada alat-alat, antara lain pemindai (scanner), pencetak (printer) juga mesin fotokopi berwarna yang mampu menghasilkan uang palsu yang amat mirip dengan uang asli. Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia bekerjasama dengan jajaran Kepolisian, Kejaksaan serta Departemen Hukum dan HAM membentuk Pusat Penanggulangan Uang Palsu dibantu Bank Sentral Jerman. Ia menjelaskan peredaran mata uang rupiah palsu di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan mata uang asing palsu, dalam hal ini dolar AS. Bank Indonesia, menurut Yudi, berupaya mensosialisasikan cara-cara membedakan uang asli dan palsu kepada masyarakat untuk menghentikan peredaran uang palsu, di antaranya dengan menayangkan melalui media elektronik yang menjelaskan berbagai unsur keaslian berupa benang pengaman dan tanda air (watermark) pada lembaran uang kertas. "Kita upayakan agar masyarakat dapat mengenali keaslian uang yang beredar. Unsur pengaman pada mata uang kertas hanya dapat dikenali saat kondisi uang dalam keadaan bagus namun menjadi sulit saat uang sudah lusuh. Ini jadi modus operandi pelaku," ujar dia. Namun, sosialisasi melalui media elektronik yang memakan biaya sekitar Rp20 miliar itu pun belum sepenuhnya menjamin berakhirnya peredaran uang palsu. Disinggung mengenai kasus beredarnya uang palsu melalui mesin ATM, Yudi menjelaskan, pihak bank memang tidak mengganti uang palsu yang didapat oleh nasabah melalui mesin ATM tersebut namun dari data laporan yang masuk ke BI akan terlihat bank mana yang tercatat kerap "lalai" dan "mengeluarkan" uang palsu dari ATM dan BI akan menegur bank-bank tersebut. Selain upaya-upaya tersebut, kata Yudi, BI juga mengoptimalkan penanggulangan uang palsu terutama di Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri). (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006