Moskow (ANTARA News) - Presiden Rusia Vladimir Putin berkata kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama bahwa referendum di Krimea patuh pada hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa, kata layanan pers Kremlin Senin seperti dikutip RIA Novosti.

Dengan sekitar 50 persen suara dihitung, hasil referendum telah menunjukkan 95 persen rakyat Krimea mendukung bergabung dengan Rusia dan memisahkan diri dari Ukraina.

Putin mengatakan kepada Obama melalui telepon bahwa "penduduk semenanjung dijamin kebebasannya dalam mengekspresikan kehendak mereka dan menentukan nasib sendiri."

Kedua pemimpin sepakat untuk terus mencari cara guna menyelesaikan krisis Ukraina meskipun ada kontradiksi-kontradiksi.

Sekretaris pers Obama, Jay Carney, mengatakan bahwa Gedung Putih tidak akan mengakui hasil referendum di Krimea dan menggambarkan tindakan Rusia sebagai "berbahaya dan menimbulkan ketidakstabilan".

Para pemimpin Barat lainnya juga mengecam referendum sebagai tidak sah dan inkonstitusional.

"Kami tidak mengakui baik referendum Krimea maupun hasilnya. Kami menyeru Rusia untuk memasuki dialog dengan Ukraina dan menyelesaikan krisis berdasarkan hukum internasional," kata Perdana Menteri Inggris David Cameron via Twitter.

Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz mengatakan referendum itu melanggar undang-undang Ukraina dan internasional serta akan mempersulit upaya lebih lanjut dalam mengatasi krisis.

(H-AK)

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2014