Lebak (ANTARA News) - Hutan kritis di Kabupaten Lebak, Banten pada 2013 mencapai 9.900 hektar sehingga pemerintah setempat terus menggalakkan rehabilitasi dengan berbagai program menanam.

"Kami menargetkan tahun 2014 hutan kritis di Lebak terus berkurang," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak Kosim Amsori di Rangkasbitung, Rabu.

Ia mengatakan, selama ini program penghijauan terus dioptimalkan karena wilayah Kabupaten Lebak sabagai kawasan hulu sungai.

Apabila kawasan hulu rusak kemungkinan bisa menimbulkan bencana alam, seperti banjir, longsor dan kekeringan.

Pemerintah pusat terus melakukan gerakan tanam sebanyak 6,3 juta batang pohon melalui program penanaman satu miliar pohon atau "One Billion Indonesian Trees (OBIT)".

Namun, realisasi gerakan OBIT tahun 2013 melebihi target hingga mencapai 6,7 juta batang pohon.

"Saya yakin OBIT itu melebihi target karena tingkat kesadaran masyarakat melakukan gerakan penghijauan cukup tinggi karena bisa mendorong pertumbuhan ekonomi juga pelestarian ekologis," katanya.

Menurut dia, pemerintah daerah mendorong masyarakat agar gemar menanam pohon pada lahan-lahan hutan kritis karena dapat meningkatkan kesejahteraan bagi mereka.

Gemar menanam, kata dia, manfaatnya cukup besar bagi kelangsungan hidup manusia, juga dapat mengantisipasi pemanasan global.

Disamping itu juga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.

"Kami mengajak warga agar gemar menanam sebagai investasi masa depan dan bisa memutuskan kemiskinan," katanya.

Ia menyebutkan, lahan kritis milik masyarakat di Kabupaten Lebak tahun ke tahun berkurang dengan gerakan rehabilitasi penghijauan yang dilaksanakan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat secara swadaya.

Sebagian besar hutan yang rusak itu milik masyarakat karena penebangan dengan penanaman tidak sebanding.

Selain itu kerusakan hutan akibat tingkat kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan alam masih rendah.

"Kami meminta warga ke depan jika menebang pohon maka segera kembali menanam agar lahan tidak menjadi kritis," ujarnya.

Dia menjelaskan, jumlah hutan gundul di Kabupaten Lebak 2013 tercatat 9.900 hektare dari sebelumnya 11.443 hektare.

Berkurangnya lahan kritis itu karena adanya gerakan penanaman dan penghijauan.

Pemerintah daerah tahun 2013 ini menyediakan bibit jenis kayu-kayuan dan tanaman serbaguna melalui persemaian kebun bibit rakyat (KRB) yang dibiayai (APBN) sebanyak 6,3 juta bibit.

Penghijauan tersebut juga dilakukan di daerah-daerah tangkapan air dan bantaran sungai yang kondisi nya sudah kritis.

"Saya yakin ke depan Lebak menjadi daerah hijau juga terjaga kelestarian hutan dan alamnya," katanya.

Sementara itu, Ahmad (50), seorang warga Kecamatan Cijaku mengaku, dirinya merasa terbantu dengan adanya bantuan bibit tanaman sengon hasil persemaian yang dikembangkan petani.

"Kami telah menanam pohon sengon sebanyak 500 batang di lahan milik sendiri," katanya.

Pewarta: Mansyur
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2014