Jakarta (ANTARA News)  - Ajang kampanye merupakan koridor strategis merawat demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila, sehingga harus diwarnai nilai-nilai persatuan dalam kebhinekaan, kata peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat Gita Wirjawan.

"Kampanye bukan arena obral janji, saling menuding dan mengejek, atau pamer aksi-aksi kontraproduktif lain. Tapi, cerdas, beretika karena tujuan ideal kita sesungguhnya sama yakni rakyat dan bangsa," kata Gita dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Lebih dari itu menurut  Gita Wirjawan (GW), berbagai program yang diusung dan disampaikan sejatinya relevan dengan semangat dan pemikiran Bung Karno yang dikenal dengan amanat "Trisakti".

Amanat Trisakti yakni memantapkan kedaulatan negara di bidang politik dan ideologi, kemandirian bangsa dalam ekonomi serta berkepribadian atau punya jati diri dalam kebudayaan. "Hanya dalam artikulasi yang tentu berbeda-beda saja tapi berangkat dari idealisme itu," kata GW.

Disebutnya lagi, efek berdemokrasi secara matang dan cerdas, antara lain melalui terselenggaranya kampanye Pemilu yang tidak melahirkan huru-hara, itu pasti bakal semakin menjadikan Indonesia maju dalam berbagai kehidupan.

"Baik di bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya, yang pada giliran mengangkat harkat martabat bangsa ini di aras global, sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia," ujarnya.

Bagi Gita, Pemilihan Umum adalah saluran demokrasi yang penting dalam memperkuat kebhinekaan.
"Kita tidak boleh terpecah-pecah secara fanatik dalam warna-warni khas partai, tetapi justru menjadikan itu sebagai refleksi untuk memperindah "taman sari Nusantara" Indonesia tercinta," katanya. (Adv)

Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2014