Moskow (ANTARA News) - Presiden Vladimir Putin menunda luncuran sanksi balasannya terhadap Amerika Serikat setelah Washington mengenakan sanksi keras kepada sekutu-sekutunya menyangkut krisis Ukraina.

"Anda tahu, baik untuk kasus pertama (sanksi Amerika) maupun sanksi kedua (pengenalan rezim visa dengan Ukraina), saya kira kami mesti menunda langkah resiprokal (balasan)," kata Putin dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan-nya.

Putin dengan sinis menyambut sanksi baru AS dengan mengatakan bahwa kini dia akan membuka rekening di satu bank Rusia yang menjadi sasaran sanksi AS.

"Saya kira ini bank ukuran menengah," kata Putin dalam menunjuk Bank Rossiya yang menjadi sasaran sanksi AS.

"Secara pribadi saya tidak punya rekening (di bank itu) namun saya pastinya akan membuka rekening di bank itu hari Senin nanti," kata dia dalam nada menyindir.

Washington menyasar Bank Rossiya karena dianggap bank kroni elite Rusia dan juga mengancam menyasar perekonomian Rusia secara lebih luas jika Moskow memperluas krisis Ukraina.

Orang kuat Rusia yang dikenal memiliki selera "humor sinis" ini menyampaikan lelucon sindiran bahwa dia mesti menjauhi para pejabat yang menjadi sasaran sanksi Barat.

"Anda mesti menjauhi mereka (para pejabat Rusia yang dikenai sanksi), mereka membahayakan kita," kata dia diiringi tawa.

Para peserta pertemuan Dewan Keamanan Rusia termasuk pula sejumlah pejabat yang didaftarhitamkan Barat, antara lain Kepala Staf Kremlin Sergei Ivanov dan Ketua DPR (Duma) Sergei Naryshkin.

Kamis waktu AS Presiden Barack Obama mengumumkan sanksi baru kepada sejumlah orang dekat Putin termasuk beberapa pengusaha milyarder.

Rusia sebelumnya mengeluarkan larangan berkunjung kepada sembilan pejabat AS. Langkah ini diambil sebagai jawaban atas pengumuman sanksi Washington kepada tujuh pejabat utama pemerintahan dan parlemen Rusia.

Para pejabat Rusia mengejek sanksi kepada mereka namun sanksi itu berdampak pada turunnya peringkat Standard and Poor's dan Fitch terhadap ekonomi Rusia menjadi outlook negatif dari sebelumnya stabil.

Miliyarder Rusia Gennady Timchenko menjadi target sanksi AS beberapa saat setelah menjual sahamnya pada perusahan perdagangan komoditas berbasis di Swiss, Gunvor.

Perusahaan itu mengatakanTimchenko menarik saham-sahamnya di perusahaan yang dia dirikan itu untuk mengantisipasi kemungkinan sanksi ekonomi Barat, demikian AFP.


Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2014