Berau, Kaltim (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyerahkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) perdana perusahaan tambang batu bara Litha Group kepada masyarakat di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, yang berbatasan laut dengan Malaysia dan Filipina, Minggu.

Panglima TNI secara simbolis menyerahkan dana itu kepada kepala Kampung Batu-Batu, Merancang Ulu, Merancang Ilir, Melati Jaya, dan Pulau Besing, serta Koperasi Harapan Bersama.

Moeldoko menyatakan bersedia menyerahkan dana CSR perdana Litha Group karena ia memang menaruh perhatian besar terhadap daerah perbatasan.

"Tahun 2002 saya asisten operasi Kodam Tanjungpura. Saya sering keliling. Jadi, saya memahami perasaan orang-orang perbatasan dan Kalimantan pada umumnya," kata pemegang gelar doktor yang disertasinya juga terkait pengelolaan perbatasan itu.

Selain itu, kata Moeldoko, ia juga mengapresiasi skema CSR yang dipakai Litha Group, yakni bagi hasil, yang menurutnya tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi tambang, terutama di kawasan perbatasan.

"Ini penting bagi ketahanan nasional, khususnya di perbatasan. Ketahanan nasional sulit terwujud kalau masih ada ketimpangan," katanya.

Menurut perwira tinggi bintang empat itu, persoalan daerah perbatasan Kalimantan dengan Malaysia menjadi isu sensitif karena ada perbedaan mencolok dalam hal kesejahteraan, tingkat pendidikan, dan pelayanan kesehatan.

"Maka saya memberi dukungan kuat pada pembangunan di Kalimantan. Saya belum lama ini meletakkan batu pertama pembangunan proyek PLTA di Kabupaten Bulungan (Kalimantan Utara)," katanya.

Jadi, tandas Moeldoko, kehadirannya itu bukan dalam konteks bisnis, melainkan terkait dengan CSR bagi masyarakat di wilayah perbatasan. Ia pun berharap skema CSR yang dipakai Litha Group juga bisa dicontoh perusahaan yang lain.

"Saya yakinkan juga, ini bukan bisnis TNI. Kehadiran saya tak ada korelasi dengan bisnis. Ini daerah perbatasan, saya tak ragu, saya support investor di perbatasan," katanya.

Sementara itu Presiden Komisaris Litha Group Tommy Sanger menjelaskan dana CSR yang disalurkan merupakan fee produksi dari PT Lati Tanjung Harapan yang juga baru pertama kali melakukan pengapalan.

"Fee produksi diberikan tiap bulan, sepanjang perusahaan beroperasi dan berproduksi. Dihitung dari jumlah produksi yang dikapalkan," katanya.

Menurut Tommy, Litha Group memiliki delapan perusahaan tambang batu bara di Berau, tetapi baru PT Lati Tanjung Harapan yang memiliki areal pertambangan di Kampung Batu-Batu yang sudah berproduksi.

Sementara itu Kepala Divisi Humas Litha Group CW Belle menjelaskan dari 50.000 metrik ton batu bara yang dikapalkan, Kampung Batu-Batu memperoleh Rp2.000 per metrik ton dan Koperasi Harapan Bersama memperoleh Rp1.350 per metrik ton. Sementara Kampung Merancang Ulu, Merancang Ilir, Melati Jaya, dan Pulau Besing masing-masing mendapat bagian Rp500 per metrik ton.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2014