Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mengaku sudah berusaha maksimal mengupayakan penundaan eksekusi mati terhadap terpidana kasus kerusuhan Poso, Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu, namun tidak memperoleh hasil. Kepada wartawan setelah membuka Kongres I Asosiasi Pendeta Indonesia (API) di Jakarta, Selasa, Ketua Umum Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa hasil Muktamar Semarang itu juga mengaku telah menghubungi Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh. "Soal Tibo saya sudah mencoba untuk menunda (eksekusinya). Saya telpon Jaksa Agung, tapi katanya (eksekusi) tetap. Ya sudah, mau bilang apa," katanya. Gus Dur mengaku kecewa bahwa eksekusi terhadap Tibo dan kawan-kawan tetap akan dilaksanakan meski banyak pihak yang ingin menunda eksekusi demi mengungkap aktor intelektual kerusuhan Poso. Bahkan, ada pula pihak yang meragukan peran besar Tibo Cs dalam kerusuhan itu. "Itu (eksekusi-red) melanggar Islam. Dalam Islam, kalau masih ragu-ragu, jangan dilakukan," kata mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut. Sebelumnya dari Palu dilaporkan, eksekusi ketiga terpidana mati kasus kerusuhan Poso, Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu, dijadwalkan berlangsung Jumat pekan ini. Pastor Jemy Tumbelaka, rohaniawan ketiga terpidana, kepada ANTARA di Palu, Selasa, mengatakan penetapan jadwal eksekusi Tibo diputuskan dalam rapat bersama yang digelar di Mapolresta Palu pada Senin malam (18/9). Rapat tertutup itu dihadiri Kapolresta Palu AKBP Atrial, Kajari Palu Muhammad Basri Akib SH MH, dan rohaniawan ketiga terpidana. "Kepastian eksekusi Jumat dini hari," kata Romo Jemy Tumbelaka yang juga Paroki Santa Theresia Poso.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006