New York (ANTARA News) - Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, pada Sidang Majelis Umum PBB, Selasa, mempertahankan sikap negaranya dalam program nuklir dan menuduh AS serta Inggris memanipulasi badan dunia tersebut untuk kepentingan mereka. "Semua aktifitas nuklir kami transparan, damai, dan di bawah pengawasan IAEA (Badan Energi Atom Internasional)," kata pemimpin Iran itu, seperti dilansir AFP. "Jadi mengapa ada keberatan atas hak-hal resmi yang telah diakui?." tambahnya. Dalam pidato yang penuh kecaman pedas terhadap Washington dan London itu, Ahmadinejad mengatakan bahwa kekuatan hegemoni telah memaksakan kebijakannya melalui mekanisme pembuatan keputusan internasional, termasuk melalui Dewan Keamanan. Sebelumnya pada pidato di depan 192 anggota majelis umum PBB tersebut, Presiden AS George W. Bush mengatakan kepada rakyat Iran: "Pemimpin Anda telah memilih untuk mengingkari kebebasan Anda dan menggunakan sumber daya alam negara Anda untuk mendanai terorisme dan para ekstrimis, serta untuk mendapatkan senjata nuklir." Namun Bush juga mengatakan bahwa ia mendukung solusi diplomatis untuk mengatasi krisis ini dan tidak menyebut soal sanksi yang sebelumnya sering ia tekankan setelah Iran melanggar batas waktu PBB untuk menghentikan aktifitas pengayaan uranium. Iran telah menolak permintaan Dewan Keamanan PBB karena merasa berhak untuk mengembangkan energi nuklir dengan tujuan damai. Ahmadinejad menuduh AS dan Inggris memanipulasi Dewan Keamanan demi kepentingan kedua negara. "Perlu ditanyakan: jika pemerintah AS dan Inggris yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan itu mendukung agresi, pendudukan dan pelanggaran hukum internasional, badan yang mana di PBB yang dapat mengadili mereka?," ujar Ahmadinejad. "Sepanjang Dewan Keamanan tidak mampu bertindak atas nama komunitas internasional secara transparan dan demokratis, ini tidak akan sah ataupun efektif," katanya. Ia menyerukan suatu reformasi menyeluruh dari struktur dan metoda kerja Dewan Keamanan, serta mendesak Majelis Umum PBB melaksanakan tugas reformasi PBB, khususnya keanggotaan Dewan Keamanan. "Gerakan Non Blok, Organisasi Konferensi Islam, dan negara Afrika seharusnya punya perwakilan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, berikut hak veto," tambahnya. Mengenai Irak, presiden Iran itu menuduh Washington memanfaatkan konflik sektarian untuk membenarkan langkah pendudukannya dan mengatakan bahwa Dewan Keamanan gagal membela kepentingan rakyat Irak. Washington seringkali menuduh penguasa Iran terlibat dalam konflik di Irak, namun Ahmadinejad membantah dan mengatakan bahwa AS sengaja menyulut pemberontakan dan masalah lainnya di Irak. "Tampak bahwa peningkatan konflik dn terorisme yang diperlakukan sebagai dalih untuk melanjutkan kehadiran pasukan asing di Irak," katanya. Mengenai Israel, Ahmadinejad mengatakan bahwa negara zionis itu juga dipakai "oleh beberapa kekuatan sebagai alat pemecah belah, tindak kekerasan, dan tekanan atas rakyat di kawasan." "Di bawah alasan melindungi beberapa orang yang selamat (dari Holocaust), tanah Palestina diduduki melalui perang, agresi dan mengusir jutaan penduduk di sana." (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006