Jakarta (ANTARA News) - Sindikasi perbankan Hongkong disebut-sebut akan mendanai 80 persen pengadaan dua kapal PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry, senilai sekitar Rp120 miliar. "PTB BIK menyebutkan dananya tetap dari Hongkong karena mengharapkan perbankan domestik untuk pembiayaan kapal masih sulit," kata Dirut PT ASDP Indonesia Ferry, Sumiarso Sonny saat dihubungi di Jakarta, Rabu pagi. PT ASDP sendiri sejak Desember 2003 sudah memberikan uang muka sebesar Rp24 miliar atau 20 persen dari total kebutuhan proyek untuk dua kapal yang akan dibuat di Cina senilai 14 juta dolar AS atau sekitar Rp148 miliar kepada PT Bina Intan Kencana (BIK). PTB BIK adalah mitra ASDP dalam proyek itu dan bertanggung jawab terhadap 80 persen pendanaan. Pembuatan kapalnya sempat tertunda sejak dipesan pada Januari 2003 dan baru akan dikerjakan mulai akhir September. Pihak ASDP, menurut Sonny, akan mengawasi pengerjaannya. "Jika tidak jalan juga hingga akhir September ini, kami akan layangkan somasi ke-2 dan mungkin menarik uang muka yang sudah disetor," katanya. Menurut Sonny, ASDP sempat akan mengkaji ulang proyek itu dari dua kapal menjadi satu kapal dan mulai akhir Juni lalu, permintaan pengembalian uang muka Rp24 miliar ke PTB BIK. Namun, sejak pertemuan dua minggu lalu, PTB BIK tetap menyatakan komitmennya untuk serius dan terbukti sudah ada pihak yang akan mendanainya. "Untuk sementara, kami percaya," kata Sonny. Kapal jenis "roll on roll off" (roro) ini dipesan di perusahaan pembuatan kapal China Geo Engineering (CGE) Corp di Cina sejak Januari 2003. Dalam Nota kesepahamannya telah ditandatangani antara ASDP, PT BIK dan CGE Corp pada Januari 2003 disebutkan, BIK siap menanggung pendanaan sebesar 80 persen, sisanya 20 persen ASDP. Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan ASDP Indonesia Ferry, Prasetyo Bakti Utama kembali menegaskan, kapal bertonase 4500 Gross Ton (GT) ini akan diselesaikan secara bertahap. Prsetyo mengatakan, satu kapal akan selesai September 2007 dan satu lagi September 2008. "Kami baru akan bicara soal pembagian keuntungan dengan BIK saat kapal itu siap beroprasi," kata Prasetyo. Menurut dia, dua kapal itu nantinya akan digunakan untuk mengangkut barang, penumpang, dan kendaraan (three ini one) di beberapa rute komersial ASDP. Dua kapal baru ini akan menambah armada kapal ASDP menjadi 98 unit. "Target kembali modalnya bisa 7-10 tahun. Kapal ini akan menjadi milik ASDP bila sudah menguntungkan ," katanya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006