Malang (ANTARA News) - Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi) akan membentuk tim teknologi informasi (IT) guna memproteksi perolehan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) guna menghindari kecurangan.
"Memang soal IT bisa direkayasa. Saya sudah melihat itu caranya. Makanya mulai minggu depan akan saya siapkan tim dari anak-anak muda yang mau berbagi pengalaman untuk memproteksi sistem itu," kata Jokowi usai bertemu dengan para relawan pemenangannya di Hotel Sahid Montana Malang, Minggu malam.


Secara detil, salah satu tugas tim IT tersebut adalah mendokumentasikan bukti kecurangan.


"Kan nanti ada bukti C1 (surat suara). Nah itu lalu difoto. Kalau misalnya pas di TPS kita dapat 320 suara ya di kelurahan harus sama. Jangan sampai nol-nya ilang," katanya.


Dengan demikian, lanjutnya, nanti hasil pemungutan suara bisa langsung diteliti dalam waktu kurang dari 10 hari.


"Jadi nanti ketahuan di setiap TPS mana dan bagian mana yang dicurangi. Sehingga yang mau curang juga mikir-mikir. Tapi kalau misalnya ada satu TPS yang bobrok di seluruh Indonesia ya nggak apa-apa," katanya.


Sementara itu, Sekjen PDI-P Tjahjo Kumolo menekankan pada komitmen aparat TNI dan Polri dalam mengamankan jalannya pemilu terutama hasil pemungutan suara di TPS.


"KPU dan Baswaslu memang netral, tapi IT-nya KPU kan belum clear, semoga saja janji Polri dan TNI bisa dijalankan untuk mengawasi money politic," kata Tjahjo.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2014