Kuantan Singingi (ANTARA News) - Jumlis Aprianto, pemuda Asal Tebing Tinggi Benai Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau, bersama empat pemuda dari berbagai wilayah di Indonesia akan mengikuti program magang bidang pertanian NAEC Niagata di Niagata, Jepang, selama delapan bulan.

Jumlis terpilih setelah berhasil lolos seleksi yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia.

"Untuk Pulau Sumatera hanya Jumlis yang lolos," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Kuansing, Ir H Maisir di Kuansing, Senin.

Alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Pekanbaru itu mengikuti program ini bersama lima pemuda Indonesia lainnya, masing-masing M. Jufri dari Kabupaten Gowa dan M. Sabran dari Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan, Supriadi dan Abdul Basri dari Palu, Provinsi Sulawesi Tengah serta I Putu Gede Oka Prabawa dari Provinsi Bali.

Untuk mengikuti program tersebut, lanjut Maisir, peserta diseleksi di Balai Pelatihan Milik Kementan yang ada di Provinsi Jambi.

Setelah itu, para calon peserta kembali mengikuti seleksi di Balai Besar Penelitian Pertanian (BBPP) Kementan Ketindang di Kabupaten Malang, Jawa Timur, selama satu bulan pada Oktober.

Selanjutnya, pesrta mengikuti orientasi di Pusat Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Kementan yang ada di Ciawi, Jawa Barat, dari tanggal 27 Maret - 10 April 2014.

"Mereka akan ditempatkan di rumah penduduk. Dari tempat ini Jumlis dan rekan akan melihat dan ikut serta bersama penduduk yang ditempatinya untuk mengelola areal pertanian," jelas Maisir.

Lebih lanjut Maisir mengemukakan Niagata memiliki kelebihan sebagai contoh untuk 50 hektare lahan pertanian hanya dikelola oleh satu orang.

Maisir mengemukakan dia meminta Jumlis untuk mendata jenis peralatan dan harga.

"Kalau tidak demikian sesampai di kampung halaman juga tidak akan bisa diterapkan, karena itu ilmu dan pengalaman yang diperoleh harus didukung sarana dan prasarana yang ada," kata Maisir.

Jumlis menurut Maisir terpilih karena berhasil mengelola pertanian dan peternakan sekaligus memanfaatkan produksi pertaniannya menjadi pakan untuk ternak.

Pewarta: Asripilyadi
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2014