Kita semua mengaku telah beriman kepada Tuhan sejak kecil sampai dengan saat ini dan tentunya mengaku terus beriman kepada Tuhan sampai ajal menjemput kita. Apakah benar kita telah beriman kepada Tuhan atau telah ber-Tuhan ? Apa buktinya ? Keimanan kepada Tuhan itu harus dibuktikan dengan perbuatan dan dapat dirasakan secara nyata, barulah kita bisa disebut telah beriman kepada Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan Maha Kaya, berarti kalau kita telah beriman kepada Tuhan, maka kita pun harus bisa menjadi kaya. Semua ciptaan Tuhan diperuntukkan untuk manusia. Kita percaya bahwa Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, berarti kalau kita telah beriman kepada Tuhan, maka kita pun harus sanggup untuk berperilaku penuh kasih sayang kepada siapapun. Karena hanya manusia yang bisa mewujudkan sifat-sifat Rahman dan Rahim dalam kehidupan di dunia. Kita percaya bahwa Tuhan Maha Penyembuh, berarti kalau kita telah beriman kepada Tuhan, maka kita pun harus sanggup untuk bisa mengobati diri sendiri dan orang lain. Orang yang telah beriman kepada Tuhan atau telah ber-Tuhan, hidupnya akan dipenuhi dengan kecerian, kesenangan, kedamaian, kelimpahan dan kemakmuran. Apakah hidup kita saat ini telah seperti yang baru saja diutarakan ? Kalau sudah artinya kita telah ber-Tuhan. Sebaliknya, apabila hidup kita saat ini dipenuhi oleh rasa gelisah, ketakutan, kebimbangan, kekecewaan, kemiskinan dan lain sebagainya, maka keimanan kita terhadap Tuhan masih harus di pertanyakan lagi ? Sudahkah kita ber-Tuhan ? Keimanan kepada Tuhan dalam praktik nyata di kehidupan akan membawa dampak kedamaian, kehalusan hati, budi, dan ketentraman. Keharmonisan diri dan alam semesta akan tercipta, maka hidup ini akan menjadi begitu indah. Bagaimanakah kualitas kehidupan kita saat ini ? Bagaimanakah sifat dan perilaku kita saat ini ? Apa yang sedang kita wujudkan dalam perilaku kehidupan kita setiap hari ? Apakah kualitas kehidupan, sifat dan perilaku kita telah menunjukkan bahwa kita telah ber-Tuhan ? Hanya kita sendiri yang bisa mengukur kualitas keimanan kita kepada Tuhan. Selamat merenung... Haris Suhyar Penulis adalah pencetus Gerakan Revolusi Hati Nurani, sekaligus pendiri Yayasan Sirnagalih yang aktif membina peningkatan kualitas diri manusia

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006