Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Ledakan sebuah bom di tepi jalan pada hari Senin menewaskan 13 warga sipil yang sedang bepergian menggunakan mobil truk terbuka di distrik bergejolak di Afghanistan selatan, kata para pejabat.

Peristiwa itu merupakan insiden besar pertama yang terjadi sejak pemilihan umum dua hari lalu, lapor AFP.

Gerilyawan-gerilyawan Taliban telah menyatakan tekad akan mengincar para pemilih, kandidat serta pejabat pada pemilihan presiden, namun tidak ada serangan dalam skala besar yang muncul pada hari pemilihan, Sabtu.

"Sebuah kendaraan warga sipil menabrak sebuah bom di pinggir jalan di pinggiran distrik Maiwand," kata juru bicara kepolisian provinsi Kandahar, Gorzang Afridi, kepada AFP.

"Sebagai akibat ledakan itu, 13 warga sipil tewas, semuanya laki-laki.

"Lima lainnya mengalami luka-luka, termasuk satu perempuan dan beberapa anak."

Mobil truk sedang dalam perjalanan dari sebuah desa terpencil menuju kota Kandahar ketika kendaraan itu terkena ledakan.

Bom-bom pinggir jalan merupakan senjata yang kerap digunakan oleh Taliban, kendati dalam serangan-serangan yang menewaskan warga sipil tidak ada yang mengaku bertanggung jawab.

Pemilihan umum yang baru saja berlangsung itu akan mengakhiri pemerintahan Presiden Hamid Karzai selama 13 tahun.

Karzai telah menjalankan kekuasaan sejak Taliban didepak pada tahun 2001.

Hasil awal pemilihan dijadwalkan akan muncul pada 24 April.

Afghanistan telah mengambil alih tanggung jawab keamanan dari pasukan pimpinan Amerika Serikat. Tahun ini, gelombang terakhir pasukan tempur koalisi NATO berkekuatan 51.000 personel akan ditarik dari negara itu. 


Penerjemah: Tia Mutiasari

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2014