Jakarta (ANTARA News) - Wasekjen Partai Golkar Priyo Budi Santoso berpendapat, perombakan Kabinet Indonesia Bersatu sudah mendesak dilakukan karena saat ini telah muncul adanya gejala menteri-menteri yang tidak loyal lagi kepada presiden. "Gejala itu jelas terlihat ketika muncul banyak kritikan pada departemen atau kementeriannya, menteri-menteri itu pada tiarap dan presiden atau wapres saja yang mati-matian membela," katanya di Jakarta, Sabtu. Kondisi itu sangat mungkin terjadi karena para menteri itu telah gagal menterjemahkan visi presiden dalam pemerintahan ini. Atas dasar itulah, katanya, presiden perlu melakukan reshuffle kabinetnya, terutama terhadap menteri-menteri semacam itu. Ditanya kementerian apa saja yang sudah tidak loyal tersebut, Priyo secara diplomatis mengatakan bahwa kondisi semacam itu hampir ada di semua bidang kementerian yang ada. "Memang tidak semua dan ada juga menteri-menteri yang baik. Tapi kondisi seperti itu ada di kementerian bidang politik dan keamanan, kesra dan di ekonomi juga bejibun," katanya. Pada kesempatan yang sama, Priyo juga mengatakan, dirinya merasa perlu meluruskan wacana yang berkembang bahwa telah terjadi perpecahan diantara Presiden Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla. "Soal perpecahan dan adanya dua matahari kembar itu, saya sering komunikasi dengan Jusuf Kalla dan memastikan hal itu tidak benar. Ini membuat kita menjadi tidak enak di depan Susilo Bambang Yudhoyono," katanya. Namun tentang adanya tarik menarik kepentingan saat menempatkan masing-masing orangnya di posisi-posisi strategis antara Presiden Yudhoyono dan Wapres Kalla, Priyo tidak menampiknya. Mengenai beredarnya SMS-SMS yang menyebutkan kudeta Thaksin di Thailand bisa ada kaitannya dengan persiapan Jusuf Kalla menjadi presiden apabila terjadi sesuatu hal terhadap Presiden Yudhoyono, Priyo menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan sedikit pun di DPP PG terkait hal itu. "Tidak pernah ada pembicaraan ke arah sana," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006