Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Indonesia Anti-Doping Organization (IADO) Gatot S Dewa Broto mengatakan penerapan pengawasan anti-doping terhadap atlet pada PON Aceh-Sumut lebih lengkap dibandingkan dengan PON sebelumnya di Papua.

"Di PON Papua itu pengawasan dilakukan hanya dengan mengambil sampel saja, sedangkan di PON Aceh-Sumut kami lakukan pengambilan sampel, edukasi, investigasi, intelejensi," ujar Gatot ketika dikonfirmasi melalui saluran telepon di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan, perhatian World Anti-Doping Agency (WADA) saat ini sudah sangat serius dan ketat dalam pengawasan anti-doping. Oleh sebab itu, IADO sangat serius menjalankan tugas pengawasan anti-doping pada PON Aceh-Sumut yang cukup berat karena untuk pertama kali PON digelar pada dua provinsi.

Gatot menjelaskan, IADO sudah mengirim sebanyak 23 petugas yang disebar di Aceh dan Sumatera Utara untuk tugas pengambilan sampel, melakukan edukasi, investigasi, intelejensi.

Pihaknya menargetkan pengambilan sebanyak 800 sampel urine dari atlet untuk tes doping berupa 400 sampel di Aceh dan 400 sampel di Sumatera Utara. Ratusan sampel urine tersebut akan dikirim untuk pemeriksaan di laboratorium terakreditasi yang berada di Bangkok, Thailand.

Baca juga: IADO targetkan ambil 800 sampel urine untuk tes doping PON Aceh-Sumut

Sementara peran edukasi anti-doping, ia melanjutkan, tidak dilakukan di lokasi pertandingan setiap cabang olahraga, melainkan dipusatkan di ibu kota provinsi yaitu Banda Aceh dan Medan karena terbatasnya jumlah petugas.

Lebih lanjut, Gatot menjelaskan terkait kebutuhan tenaga Doping Control Officer (DCO), akan diberangkatkan dari Jakarta sebanyak 16 petugas yang terakreditasi dan memiliki reputasi internasional.

Jumlah tenaga DCO tersebut masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan, sehingga sebelumnya IADO berkoordinasi dengan dinas kesehatan di kedua provinsi dan masing-masing telah merekrut puluhan DCO lokal beserta tenaga pendukung.

"Tenaga DCO lokal serta tenaga pendukung sudah dilatih dan saat bekerja akan diawasi DCO yang terverifikasi," imbuhnya.

Baca juga: IADO miliki 12 petugas baru untuk edukasi anti-doping nasional

Gatot berharap pada ajang pesta olahraga nasional empat tahunan kali ini tidak ditemukan kasus doping. "Kami berharap sekali kalau bisa zero kasus doping meskipun itu sangat sulit sekali," ujarnya.

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat mengemukakan PON Aceh-Sumut 2024 yang berlangsung pada 8-20 September mendatang merupakan PON yang terbesar (dibandingkan PON-PON sebelumnya) karena pertama kali diikuti kontingen terbanyak yakni 39 provinsi termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

Jumlah nomor pertandingan yang akan dimainkan dalam pesta olahraga nasional itu sebanyak 1.042 nomor.

Para atlet akan bertanding di 65 cabang olahraga yang tersebar di Aceh sebanyak 33 cabang olahraga dengan 42 disiplin yang melibatkan 6.287 atlet dan 3.158 ofisial. Sedangkan di Sumatera Utara mempertandingkan 34 cabang olahraga dengan 46 disiplin yang melibatkan 6.618 atlet dan 3.320 ofisial.

Baca juga: IADO latih seratusan petugas awasi doping pada PON Aceh-Sumut

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024