Hal itu disampaikan Aang untuk merespons pertanyaan awak media terkait busana atlet putri yang akan bertanding di Aceh.
"Prinsipnya di sana terkait dengan mohon maaf jangan kita lihat (dari satu sisi), tapi kita lihat di sana teman-teman sangat menjunjung tinggi pluralisme terkait dengan keragaman daerah lain," kata Aang dalam Media Gathering Penyelenggaraan PON XXI Aceh-Sumut 2024 di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Selasa.
"Tentunya kita tidak vulgar, intinya itu tidak ada permasalahan," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa kekhawatiran terkait busana atlet putri di PON Aceh-Sumut telah dibahas pada rapat tingkat menteri di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) beberapa waktu lalu.
Pada saat itu pertanyaan serupa juga ditanyakan oleh awak media. Kendati demikian, dia menegaskan tak perlu ada kekhawatiran dengan busana atlet putri.
"Artinya itu tidak menjadi isu yang memang dikhawatirkan, menjadi hal-hal yang sifatnya sensitif," tegasnya.
Menurut Aang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh sangat mengakomodasi dan terbuka dengan hal seperti itu.
"Ini sudah dibahas bahkan sebelum perlombaan cabang olahraga itu ada semacam setiap kontingen atau peserta dibahas," jelas dia.
Sebagai informasi, PON Aceh-Sumut secara seremoni dibuka pada Senin (9/9) di Aceh, sedangkan penutupan diselenggarakan di Sumatera Utara, Jumat (20/9).
Jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan sebanyak total 67, dengan pembagian 33 dipertandingkan di Aceh dan 34 di Sumatera Utara.
Penyelenggaraan multi event olahraga nasional itu akan melibatkan lebih dari lima ribu atlet dan dua ribu lebih ofisial.
Baca juga: Pejabat Kemendagri tinjau venue PON di Aceh Besar
Baca juga: Kemendagri minta Aceh dan Sumut berkoordinasi sukseskan PON XXI 2024
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024