Jakarta (ANTARA News) - Tim pemerintah telah bergerak menangani kasus flu burung terbaru pada manusia, menyusul meninggalnya anak berusia sembilan tahun, penduduk Jakarta Selatan, yang merupakan korban meninggal ke-51 pada 22 September lalu. Tim terpadu terdiri dari unsur Departemen Kesehatan, Departemen Pertanian dari Unit Kampanye Menejemen Flu Burung, Dinas Perternakan, Perikanan dan Kelautan serta Dinas Kesehatan DKI bekerja sama mencari penyebab penularan dan menentukan langkah-langkah penanganan selanjutnya, demikian keterangan dari Komnas Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI) di Jakarta, Selasa. Tim ini juga melakukan pemeriksaan lapangan jika ada kasus pada manusia lainnya. Sebelum Departemen Kesehatan mengkonfirmasikan bahwa seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, penduduk Pondok Pinang Jakarta Selatan, tertular virus H5N1. Anak tersebut diketahui sempat bersentuhan dengan unggas sakit di sekitar tempat tinggalnya. Ia jatuh sakit tanggal 13 September dengan gejala deman tinggi dan batuk. Anak tersebut sempat dirawat di RS Polri Sukanto di Jakarta Timur, 20 September, kemudian dibawa ke RSPI Sulianti Suroso tanggal 22 September. Dua jam setelah dirawat RSPI Sulianti Suroso, ia meninggal dunia. Hasil ujian laboratorium Litbangkes Depkes dan NAMRU-2 mengkonfirmasi anak itu terjangkit virus H5N1. Kasus ini adalah kasus H5N1 ke-67 pada manusia di Indonesia dan dinyatakan sebagai korban ke-51 yang meninggal dunia. Selain itu, pasien suspect flu burung, Tau (20), yang tengah dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Dinas Pertanian (Distan) Kota Bandung akan mengambil sampel darah unggas di rumah pasien di Kebonwaru Kecamatan Batununggal, Bandung. Kepala Dinas Pertanian Kota Bandung, Ir Yogi Supardjo, mengatakan bahwa pihaknya akan menurunkan tim ke lapangan untuk melakukan pengecekan, bahkan bila perlu akan dilakukan pengambilan sampel darah unggas dirumah koban. Yogi mengatakan sebelum adanya unggas yang terkena flu burung, pihaknya terus mengantisipasi dengan cara melakukan vaksinasi ke tempat-tempat endemis flu burung, seperti Kecamatan Margacinta, Cipadung, namun bisa saja unggas di sekitar rumah Tau itu tidak sempat divaksin. Ia mengaku kesulitan mengantisipasi keluar masuknya unggas ke Kota Bandung. Ia mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati membeli unggas. "Kami tidak bisa melakukan pemantauan setiap saat. Oleh sebab itu perlu peran aktif dari masyarakat untuk melakukan vaksinasi unggasnya," ucapnya. Yogi juga mengimbau kepada masyarakat Kota Bandung agar melakukan pola hidup sehat dengan cara membersihkan kandang-kandang unggasnya, sehingga virus flu burung tidak berada di kandang tersebut Sehubungan dengan kasus korban flu burung, Komnas FBPI mengambil beberapa langkah yang akan disosialisasikan kepada setiap warga Indonesia agar risiko penularan virus H5N1 dapat diatasi, antara lain dengan mengimbau mereka agar tidak menyetuh unggas yang sakit atau mati, mencuci tangan dan peralatan masak dengan sabun, pisahkan unggas dari manusia serta melakukan pemeriksaan ke Pukesmas terdekat jika mengalami gejala flu dan deman setelah berdekatan dengan unggas. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006