Los Angeles (ANTARA News) - Banyaknya film bermutu dan harga tiket yang tinggi membantu Hollywood tetap kokoh di tengah badai resesi pada 2008, sementara 2009 menjanjikan lebih banyak lagi film tiga dimensi (3-D) dan film menarik serta hebat untuk memikat para penonton terus membanjiri gedung bioskop. Pemasukan box office di AS dan Kanada turun kurang dari satu persen menjadi 9,6 miliar dolar pada 2008 dibandingkan dengan 9,68 mililar pada tahun sebelumnya, kata perusahaan pelacak box office Media By Numbers, seperti dilaporkan AFP. Dengan naiknya rata-rata harga tiket, maka pemasukan dari penjualan tiket tetap stabil, sekalipun jumlah penonton merosot sekitar 5 persen pada 2008. Paul Dergarabedian, presiden Media By Numbers, menyatakan tingginya kualitas film-film yang dirilis pada 2008 melindungi industri film dari kemerosotan ekonomi. Ia memperkirakan film-film yang mendapat sambutan positif pada akhir 2008, seperti "Slumdog Millionaire," "Gran Torino" dan "Doubt," akan menarik para penonton terus mengunjungi gedung bioskop sepanjang 2009. Film Batman, "The Dark Knight", menjadi film yang paling banyak meraup pemasukan pada 2008, dengan nilai mencapai 531 juta dolar di AS dan Kanada. Film ksatria kegelapan ini hanya kalah dengan "Titanic" pada 1997, sebagai film terlaris spanjang masa di kawasan Amerika Utara. Film yang memperoleh sambutan hangat dari kalangan kritikus "Iron Man", yang dibintangi Robert Downey Jr., menduduki peringkat kedua dalam lomba box office 2008, dengan pemasukan 318 juta dolar. Para pakar menyatakan pemasukan box office memiliki daya tahan, namun tak kebal terhadap resesi. Masih bagus Pada 2009, beberapa studio film akan semakin mengandalkan teknologi 3-D untukĀ  menarik para penonton, kata Dergarabedian. Film-film 3-D mendatang antara lain "Monsters vs Aliens" dan "My Bloody Valentine." "Orang mau membayar mahal karena hal itu, bahkan dalam situasi seperti saat ini," katanya. Sekalipun terjadi penurunan jumlah penonton sekitar 5 persen, jumlah mereka masih lebih dari 1,3 miliar orang pada 2008. "Kenyataan bahwa mereka mampu menaikkan harga tiket dalam situasi ekonomi seperti ini sangat menarik," kata James Goss, analis pada Barrington Research yang mengemati industri hiburan. Menurut Goss, penurunan sebesar 5 persen dalam situasi ekonomi yang penuh tantangan ini merupakan prestasi yang lumayan.(*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2009