Jakarta (ANTARA News) - Laju inflasi pada September 2006 diperkirakan akan naik dibanding Agustus yang 0,33 persen, karena harga-harga sembilan bahan pokok (sembako) mulai naik memasuki bulan puasa, namun demikian Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan tetap menurunkan suku bunga BI (BI rate). Pengamat pasar uang Farial Anwar, di Jakarta, Selasa memperkirakan inflasi September sekitar 0,4 persen hingga 0,5 persen sementara itu pelaku pasar modal memprediksi inflasi meningkat antara 0,5 hingga 1 persen. "Laju inflasi September 2006 diperkirakan akan lebih tinggi dibanding sebelumnya, akibat kenaikan harga sembilan bahan pokok dan ini merupakan siklus tahunan," kata Farial. Meski demikian, katanya, target inflasi pemerintah sebesar delapan persen sepanjang tahun 2006 akan tercapai bahkan bisa berada di bawah target inflasi itu. Ia mengatakan, kecenderungan menguatnya inflasi itu karena para pedagang menaikkan harga bahan pokok. Pemerintah, katanya, juga telah memprediksi persentase kenaikan harga bahan pokok itu. "Kenaikan ini sulit dihindari. Tapi kami optimistis kenaikan inflasi itu tidak besar," tegasnya. Sementara itu pelaku pasar modal memprediksikan inflasi bulan September ini akan mengalami peningkatan antara 0,5 hingga 1 persen. Analis pasar dari PT Valbury Asia Securities Krisna Dwi Setiawan mengatakan, tingkat konsumsi meningkat menjelang dan awal pelaksanaan bulan puasa telah menyebabkan harga kebutuhan pokok merangkak naik dan ini menjadi faktor utama naiknya angka inflasi. Keadaan ini merupakan siklus tahunan dan tidak dapat dihindari karena tingkat konsumsi masyarakat Indonesia menjelang bulan Puasa dan hari Idul Fitri. Faktor penyumbang terbesar inflasi ini dari bahan makanan dan sandang. Namun, Krisna tetap optimistis target inflasi 8 persen pada akhir tahun dapat terealisasi. Dia memprediksi angka inflasi selama bulan puasa dan hari raya diperkirakan maksimal mencapai dua persen. BI rate Mengenai BI Rate, pengamat ekonomi Farial Anwar memprediksi BI akan tetap menurunkan bunga BI rate karena saat ini masih tinggi yakni 11,25 persen. "Perbankan akan mengamati respon BI mengenai BI rate setelah melihat laju inflasi September 2006 yang diprediksi menguat," katanya. Sementara itu Direktur Retail Banking PT Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan, BI akan hati-hati dalam menerapkan kebijakan BI rate bila terjadi kenaikan inflasi September. Namun ia mengatakan, kenaikan inflasi itu tidak akan menahan BI untuk tetap menurunkan BI rate meski dalam kisaran yang relatif kecil. Perbankan sendiri, katanya, tetap mengharapkan BI rate turun, sehingga bank bisa menurunkan suku bunga pinjaman untuk menarik nasabah aktif mencari kredit baru.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006