Ia membeberkan, dukungan itu merupakan motivasi lebih baginya yang sudah 8 tahun absen di multi event olahraga nasional tersebut.
"Kalau dari suami ya saling mendukung satu sama lain dan berharap hasil yang terbaik," kata Aldila usai memastikan diri mewakili Sumatera Utara untuk masuk babak semifinal nomor tunggal putri.
Lebih lanjut dia membeberkan, dukungan tidak hanya berasal dari suami, tetapi keluarga besar juga sehingga menjadi kekuatan lebih untuk berjuang mewakili nama provinsi.
Selain itu, lanjut dia, secara pribadi dirinya juga ingin melampaui pencapaian pada PON XIX Jawa Barat 2016, dengan merebut dua emas yakni nomor tunggal putri dan master.
Baca juga: Boling - 8 tahun absen di PON, Aldila: Pertandingan yang cukup tegang
Saat itu, perempuan satu anak yang kerap disapa Indri itu, berhasil membawa pulang satu medali emas melalui nomor Master Open.
Tak tanggung-tanggung, nomor pertandingan tersebut merupakan medali yang paling bergengsi di ajang itu.
"Motivasi paling tinggi ya ingin lebih baik dari 2016. Dukungan keluarga cukup besar, karena pengorbanan yang saya bawa untuk tanding hari ini sangat besar," ujar perempuan kelahiran Medan, Sumut, 23 Februari 1995 tersebut.
Indri mengungkapkan, dukungan keluarga khususnya orang tua, telah mengantarkan dirinya sampai saat ini.
"Saya pertama kali main boling karena ikut orang tua saat kelas 6 SD. Mulai aktif ikut pertandingan kelas 1 SMP dan 2014 saya pindah ke Jakarta, kemudian 2015 masuk tim nasional sampai 2019," ujar istri dari peboling Jawa Timur, TB Fachri Ibnu Askar itu.
Aldila absen pada PON XX Papua, karena memang cabang olahraga tersebut batal dipertandingkan dalam edisi tersebut.
Baca juga: Boling - Ketum PB PBI sebut regenerasi atlet boling mulai merata
Selanjutnya: Tim boling Sumatera Utara
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024