Lebak (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam "Aliansi Mahasiswa Peduli Lebak" menuntut realisasi janji Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya dan wakilnya Ade Sumardi sesuai dengan kampanye pemilihan kepala daerah lalu.

"Kami prihatin janji kampanye Iti Octavia-Ade Sumardi (IDE) yang akan meluncurkan program unggulan itu belum dirasakan masyarakat miskin," kata Koordinator Lapangan (Korlap) Wawan saat orasinya di depan Gedung Pemkab Lebak, Senin.

Menurut dia, sejak dilantik Bupati Lebak tanggal 15 Januari 2014 pasangan IDE menjanjikan 100 hari kerja akan meluncurkan program unggulan guna melanjutkan percepatan pembangunan.

Selain itu juga melepaskan predikat Lebak sebagai salah satu daerah tertinggal sejak 2005.

Program unggulan itu antara lain adalah Kartu Lebak Pintar, Lebak Sehat dan Lebak Sejahtera.

Namun, tepatnya 27 April 2014 kampanye IDE itu hanya sebatas umbar janji dan tidak direalisasikannya.

Semestinya, pasangan IDE merealisasikan program unggulan tersebut agar dapat dirasakan lapisan masyarakat.

"Kami meminta program unggulan itu segera diwujudkan pada 100 hari kerja kepemimpinan IDE," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi terhadap program unggulan itu apabila tepat sasaran sesuai misi dan visi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Akan tetapi, ketika berkaca pada masa kepemimpin Bupati Mulyadi Jayabaya program-program baik APBN dan APBD hanya dimanfaatkan segelintir oknum atau kelompok tertentu untuk memperkaya diri sendiri.

Di antaranya dugaan pemotongan dana BSM, penyelewengan BOS, dan temuan BPK atas kasus Jamkesmas tahun 2008-2011 sebesar Rp25 miliar juga pungli tenaga honorer kategori 2 pada Dinas Kesehatan setempat.

Karena itu, pihaknya menuntut ke depan pada pasangan IDE untuk memaksimalkan program Lebak Sejahtera, Kartu Lebak Sehat dan Kartu Lebak Pinta secara merata tanpa pilih kasih dan tepat sasaran.

"Kami akan melakukan aksi unjuk rasa secara besar-besaran jika pasangan IDE tidak merealisasikan program unggulan itu," katanya.

Aksi unjuk rasa mahasiswa gabungan tersebut sempat terjadi kericuhan, sehingga aparat kepolisian melakukan tindakan penembakan gas air mata.

"Kami terpaksa membubarkan massa yang beringas itu dengan tembakan gas air mata agar mereka tidak melakukan tindakan anarkis," kata Aiptu Suharto Polres Lebak. (MSR/E001)

Pewarta: Mansyur
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2014