Banda Aceh (ANTARA) - Lifter Aceh Dimas Setiya Darma optimistis tim tuan rumah mampu mendapat empat medali emas dari cabang angkat besi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024.

Dimas baru saja menyumbangkan medali emas ketiga bagi Aceh dari angkat besi. Sebelumnya, Bambang Wijaya di kelas 81 kilogram dan Muhammad Zul Ilmi di kelas 96 kilogram telah lebih dahulu menyumbangkan medali emas untuk Aceh.

“Kalau dari analisa saya pribadi, harapan Aceh bisa juara umum, khususnya angkat besi. Ada sumbangan medali emas terakhir dari Nurul Akmal di hari terakhir. Itu kita bisa dapat empat emas untuk Aceh, mungkin Jawa Timur bisa tiga atau dua. Harapannya, Kak Amel bisa dapat emas biar kita juara umum angkat besi,” kata Dimas di GOR Seramoe, Banda Aceh, Minggu.

Lifter nasional Nurul Akmal baru akan bertanding pada Selasa (10/9).

Dimas mengakui bahwa dirinya sempat sedikit tegang melihat pencapaian rekan-rekannya, meski di sisi lain hal itu juga memotivasi dirinya untuk bisa turut menyumbangkan medali emas.

“Tekanan sih tidak. Lebih termotivasi saja. Kawan bisa, aku harus bisa gitu. Lebih termotivasi saja. Lebih greget saja. Tadi malam hampir tidak bisa tidur, gara-gara memikirkan besok harus bisa emas. Lebih termotivasi saja sih,” tutur peraih medali perunggu pada PON Papua 2021 itu.

Baca juga: Dimas sumbangkan medali emas ketiga angkat besi untuk Aceh

Khusus pertandingan pada PON kali ini, Dimas sempat mendapat perlawanan sengit dari lifter Jawa Tengah Henokh Aldi Saputra. Henokh bahkan sempat berupaya melampaui catatan clean and jerk Dimas pada percobaan terakhirnya dengan mengangkat beban 183 kilogram.

Seandainya Henokh mampu mengangkat beban itu, ia akan memenangkan medali emas. Sayangnya, atlet muda itu gagal mengangkat beban tersebut dan justru harus terjatuh saat berusaha mengangkatnya.

“Tadi sebenarnya senang saja kejar-kejaran sama Henokh, waktu di snatch, di clean and jerk, seru sebenarnya. Seru. Cuma tadi tidak siap saja di angkatan pertama itu. Kacau sih. Mesti dievaluasi,” tuturnya.

Sebagaimana Bambang, Dimas juga sebenarnya merupakan atlet asal Sumatera Utara. Namun mereka memilih untuk mutasi ke Aceh karena merasa lebih berpeluang meraih prestasi di provinsi barunya itu.

“Saya asli Medan. Saya yang bawa dia (Bambang) ke sini, lebih ke kebersamaan sih. Kalau dia masih junior saya. Saya duluan tanding-tanding, dia ikut latihan, dia kuat. Kami putus asa di sana, pilih pindah kemari untuk karier,” pungkasnya.

Baca juga: Dewani sempat didera kecemasan sebelum akhirnya raih medali emas
Baca juga: Medali emas angkat besi jadi kado ulang tahun Muhammad Zul Ilmi 

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024