Medan (ANTARA) - Papua terpaksa memberangkatkan hanya satu atlet binaraga pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024, meski pada PON edisi sebelumnya menjuarai cabang olahraga itu.

Sekertaris Umum Persatuan Binaraga Fitness Indonesia (PBFI) Provinsi Papua Billy P. Watori mengungkapkan Papu hanya mengandalkan keajaiban kepada atlet Otto Gideon Wantik, mengingat tidak ada persiapan khusus di tengah kondisi yang pelik.

"Kami tidak bisa berharap banyak di sini. Nanti kalau timbang berat badan nanti ya mungkin kita bisa melihat. Kalau memang timbangannya masuk, ya, puji Tuhan. Kalau tidak, ya, kita juga tidak bisa memaksakan atlet," kata Billy di Medan, Minggu.

Sebelumnya, PBFI Papua memiliki tiga atlet andalan yang meraih medali emas pada PON Papua, yakni Edoardus Apcowo pada kelas 70 kg, Otto Gideon Wantik dalam kelas 65 kg, dan Cornelis Amo pada kelas 60 kg.

Baca juga: PP PBFI tegaskan binaraga di PON harus nol kasus doping

Mereka dipersiapkan untuk kembali memperkuat tim binaraga Papua dalam PON 2024, apalagi pada babak kualifikasi di Bengkulu, ketiganya dinyatakan lolos mengikuti PON di  Aceh dan Sumatera itu.

Bahkan jauh-jauh hari sebelum PON  2024 mulai, Eduardo meraih medali emas Kejuaraan Dunia, 13th World Bodybuilding and Physique Sports Championships 2022 di Thailand pada kelas 70 kg. Sementara Cornelis Amo meraih medali perunggu dalam kelas 60 kg.

Namun di tengah perjalanan menjelang PON, Eduardo mengundurkan diri, sedangkan Cornelis belum lama ini meninggal dunia, sehingga tinggal menyisakan Otto Gideon.

Billy mengatakan mundurnya Eduardo dan hanya memberangkatkan satu atlet pada PON 2024 karena situasi politik di daerah menjelang Pilkada hingga adanya pembagian Daerah Otonomi Baru (DOB).

Semua faktor tersebut mempengaruhi persiapan binaraga Papua yang semestinya dilakukan sejak jauh-jauh hari. Tidak ada kucuran dana dari pemerintah daerah membuat semua rencana pun buyar.

Baca juga: Binaraga akan perebutkan 11 medali di PON Aceh-Sumut

"Maka itu membuat kondisi daripada persiapan atlet kita sangat tidak memadai. Kita di Provinsi Papua, secara khusus KONI provinsi itu tidak TC. Karena tidak ada anggaran dan tidak ada biaya," kata dia.

"Jadi, kami tidak ada persiapan sampai keberangkatannya. Dananya yang dikasih oleh Pemda itu hanya untuk keberangkatan, sedangkan TC tidak ada," ujar Billy.

Dia pun tidak berharap banyak pada PON edisi ini, selain berharap pada keajaiban Otto Gideon semata.

"Itu pun tidak ada persiapan sama sekali. Jadi kondisi kami kondisi yang sangat terpuruk saat ini. Saya tidak bisa pungkiri, apa yang terjadi ya seperti ini," kata dia.

Baca juga: PBFI Jakarta lakukan cek tubuh atlet binaraga jelang tampil di PON

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2024