Jakarta (ANTARA News) - Ketua Kajian Lumpur Lapindo dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Edy Sunardi, merekomendasikan bahwa semburan lumpur ditanggulangi dengan membuangnya ke laut, dan segera merelokasi penduduk setempat. "Kita harus mengambil keputusan berdasarkan kondisi terburuk, sekarang sudah 120 hari lebih, dan sudah banyak masyarakat yang jadi pengungsi," kata Edy kepada pers di Jakarta, Rabu. Menyangkut upaya penanganan semburan lumpur dengan relief well atau menutup sumber semburan, Edy membantah bahwa tindakan itu sebagai tindakan yang sia-sia. "Sah-sah saja, ada teknologi yang ingin diterapkan di sana, syukur bila memang bisa membuat semburan lumpur berhenti. Tapi, jangan itu yang ditunggu-tunggu, masyarakat harus kita perhatikan," ujarnya. Ia meminta, agar kondisi yang terjadi di Porong, Sidoarjo, Jaw timur, itu tidak dibuyarkan lagi dengan sejumlah perdebatan dan penggunaan istilah yang membingungkan publik. "Jangan dikaburkan lagi dengan istilah akan tenggelam, Porong sekarang sudah tenggelam. IAGI dari awal sudah peringatkan bahwa dalam waktu dekat lumpur akan menenggelamkan kawasan sekitarnya," tambahnya. Semburan lumpur panas Lapindo Brantas Inc terjadi sejak 29 Mei 2006 dengan volume awalnya sekira 5.000 meter kubik per hari dan kini mencapai sekira 50.000 meter kubik per hari. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006