Moskow (ANTARA News) - Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Jumat, meminta pihak berwenang Kiev menghentikan pembunuhan atas warga negara mereka sendiri, dengan menyatakan penggunaan kekuatan terhadap warga adalah tanda ketidakberdayaan dan jahat.

"Yang berkuasa di ibu kota Ukraina itu harus menggunakan perasaan dan berhenti membunuh warganya. Jika tidak memberhentikannya maka nasib negara itu berubah menjadi betul-betul menyedihkan," kata Medvedev di Facebook.

"Penggunaan kekerasan di Ukraina tenggara adalah tanda ketidakberdayaan serta merupakan tindakan jahat penguasa Kiev," katanya seperti dikutip AFP.

Ia menuduh pemerintah itu melancarkan serangan pembalasan pada Jumat pagi setelah tentara menyerang pemberontak pendukung Moskow di kota Slavyansk, Ukraina timur.

Medvedev menyatakan Kiev menggerakan tentaranya, bukan memulai pembicara dalam semangat perjanjian Jenewa, untuk membawa semua pihak bertikai ke meja perundingan, membahas kesepakatan dan jalan keluar.

"Rakyat sekarat. Darah tumpah," kata Medvedev.

"Tanggung jawab perang melawan rakyatnya sendiri terletak pada pembuat keputusan jahat di Kiev," katanya.

Istilah "serangan pembalasan" digunakan dalam buku sejarah Rusia untuk menggambarkan gerakan pasukan Nazi terhadap warga selama Perang Dunia II.

Serangan pada Jumat itu menyebabkan kemarahan Moskow, tempat juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebutnya peristiwa itu merupakan pukulan terakhir atas kesepakatan perdamaian, yang disepakati di Jenewa pada bulan lalu.

Putin belum mengeluarkan tangapan umum apa pun mengenai serangan terkini di Ukraina tersebut.

Rusia pada Jumat menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membahas peningkatan tajam kekerasan di Ukraina, tempat pasukan keamanan bentrok dengan pemberontak pembela Moskow.

Diplomat menyatakan pertemuan itu, sidang ke-13 badan itu membahas Ukraina sejak awal kemelut, dijadwalkan berlangsung pada pukul 16.00 GMT (01.00 Sabtu WIB).

Pertemuan ini diminta di tengah peningkatan pemberontakan di Ukraina timur, tempat pemberontak menguasai lebih dari selusin kota besar dan kecil.

Pemerintah Ukraina dukungan Barat menuduh Rusia mengobarkan pemberontakan di wilayahnya dan melakukan serangan balik, melancarkan gerakan tentara untuk merebut kendali atas kota Slavyansk yang memanas.

Sebagai tanggapan, Rusia pada Jumat memperingatkan bahwa penggunaan tentara oleh Ukraina terhadap rakyat sendiri di timur akan mengakibatkan bencana dan mendesak Barat meninggalkan kebijakan merusak terhadap Ukraina.

(B002)

Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2014