Karakas (ANTARA News) - Pemerintah Venezuela telah menangkap 58 orang asing yang dicurigai menghasut kerusuhan dan kekerasan selama protes anti-pemerintah belum lama ini, kata menteri dalam negeri dan kehakiman di Karakas, Jumat (2/5).

Miguel Rodriguez Torres mengatakan dalam satu taklimat, para tersangka itu memiliki hubungan dengan kelompok ekstrem sayap-kanan yang melancarkan gelombang protes rusuh pada Februari sehingga menewaskan 41 orang dan melukai ratusan orang lagi.

"Sejauh ini kami menahan 58 orang asing ... hampir semuanya terlibat dalam penggunaan senjata," kata Rodriguez. Ia menambahkan sudah biasa gerakan anti-pemerintah semacam itu melibatkan tentara bayaran yang direkrut.

Sebagian tersangka memiliki hubungan dengan mantan presiden Kolombia Alvaro Uribe, kata Rodriguez, sebagaimana dilaporkan Xinhua. Ia menuduh Uribe terlibat dalam rencana yang disusun secara cermat untuk menyulut kerusuhan dan menjatuhkan Presiden Nicolas Maduro.

Pemrotes oposisi membantah adanya campur tangan asing, dan mengatakan protes itu lahir akibat kekecewaan terhadap masalah ekonomi yang mencengkeram Venezuela.

Rodriguez mengatakan Luis Enrique Lizcano Villamizar, seorang warga negara Kolombia yang ditangkap karena membantu melatih pemrotes untuk menggunakan taktik kekerasan di Negara Bagian Zulia di Venezuela, memiliki gambar dirinya dan Uribe.

Yolanda Lara dan Jose Fernandez, ahli dari Spanyol dalam perakitan bahan peledak, ditangkap karena merencanakan pembunuhan terhadap Gubernur Yaracuy Julio Leon, katanya.

Beberapa orang lagi yang ditangkap juga meliputi satu warga negara Kolombia yang dicari oleh Interpol dengan tuduhan penyelundupan narkotika.

(C003)


Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2014