Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Polres Metro Jakarta Timur menduga siswa SDN 09 Pagi Makasar yang tewas berinisial RF (11) terdapat tanda mengalami kekerasan fisik.

"Terdapat pendarahan pada selaput otak," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Jakarta Senin.

Rikwanto mengatakan dugaan polisi berdasarkan hasil visum tim dokter terhadap jasad RF.

Namun, penyidik Polres Metro Jakarta Timur akan memastikan penyebab kematian RF berdasarkan otopsi.

"Otopsi sudah dilaksanakan untuk memastikan penyebab kematian korban," ujar Rikwanto.

Polisi telah membongkar makam korban yang berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cipinang Asem Kebon Pala Makasar Jakarta Timur.

Sejauh ini, polisi telah memeriksa empat orang saksi terkait dugaan penganiayaan yang menyebabkan RF meninggal dunia.

Keempat saksi itu, yakni kakak kelas korban SY (13) dan tiga orang dari pihak keluarga korban.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, kejadian berawal dari RF yang menyenggol minuman SY hingga tumpah di halaman sekolah pada Senin (28/4).

Korban telah meminta maaf dan mengganti minuman namun SY tetap emosi sehingga terjadi tindak penganiayaan.

Kemudian RF mengalami demam tinggi dan kejang-kejang bahkan mengeluarkan darah dari mulut, serta hidung pada Minggu (4/5) tengah malam.

Pihak keluarga membawa RF ke Rumah Sakit Polri Kramatjati Jakarta Timur, namun korban meninggal dunia dalam perjalanan.

Sebelum mengalami demam dan kejang, RF sempat bercerita kepada kakak kandungnya, Yessi (31) bahwa dirinya dianiaya kakak kelasnya.

(T014/N002)

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2014