Jakarta (ANTARA News) - Peneliti virus hepatitis dari Laboratorium Institut Eijkman menduga sejumlah warga yang telah mencapai usia produktif (lebih dari 30 tahun) banyak terjangkit hepatitis-B ketimbang usia remaja.

"Seluruh bayi yang telah mendapat program vaksinasi yang dimulai sejak 1996 atau 1997 telah beranjak dewasa dan terhindar dari virus hepatitis. Sedangkan generasi di bawahnya belum mendapatkan vaksin dan saat ini berada dalam usia produktif," kata Kepala Laboratorium Penyakit Menular yang Sedang Merebak dari Institut Eijkman, Dokter David Muljono di Jakarta, Selasa.

David mengatakan hal itu seusai Seminar Penelitian Inovatif Australia-Indonesia yang menjadi bagian dari program seni dan budaya dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia.

Menurut dia, pada usia tersebut banyak ditemukan penyakit seperti penyakit kuning (hepatitis), kanker, ataupun sklerosis.

Oleh karena itu, David menyarankan Dinas Kesehatan dari tingkat pusat hingga kecamatan untuk membentuk jaringan dan membuat sistem rujukan serta penanganannya.

"Kami juga butuh dukungan dari masing-masing pemerintah daerah untuk ini membantu misalnya dalam hal transportasi, fasilitas laboratorium dan pemeriksaan kepada generasi tersebut untuk mempercepat hilangnya hepatitis-B yang mematikan," ujar David.

Dia menambahkan jika hasil dari pemeriksaan menemukan gejala positif hepatitis-B, maka pasien akan diberi rujukan maupun dikirim ke rumah sakit untuk diobati sehingga mata rantai penyebaran virus dapat dihentikan.
(B019/H-KWR)

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014