Medan, Sumatera Utara (ANTARA) - Salah satu stan makanan di halaman Gedung Serbaguna Gelanggang Olahraga (GOR) Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara (Dispora Sumut) meraup omzet hingga Rp15 juta per hari selama perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara (Sumut) 2024.

Novi, yang merupakan pedagang di stan tersebut, mengatakan jualannya bisa laris manis selama PON dan mendongkrak omzet penjualan karena menyajikan rice bowl dan ayam gunting kekinian dengan tujuh varian yang sangat diminati pengunjung.

"Apalagi untuk remaja yang menonton pertandingan. Mereka suka makanan yang praktis dan makanan ini juga sedang viral," ucap Novi di Medan, Sumatera Utara, Minggu.

Dirinya pun optimistis omzet yang diraih ke depannya semakin meningkat, mengingat sudah disediakan tiket gratis untuk menonton perhelatan nasional empat tahun sekali itu.

Ia menyebutkan rice bowl dan ayam gunting yang dijualnya termasuk makanan praktis lantaran tidak membutuhkan bumbu dapur seperti bawang dan cabai.

Pasalnya, kata dia, semua bumbu telah diracik instan. Dengan demikian, pihaknya tinggal memadukan saus dan kecap, kemudian disiram pada ayam.

Melihat prospek bisnis yang menggiurkan saat berlangsungnya kegiatan nasional seperti PON, Novi mengungkapkan tempatnya bekerja pun mengembangkan satu divisi yang khusus menangani penjualan saat pameran.

"Dengan begitu selain di PON, di mana ada event kami bisa selalu hadir. Ini selain di Gedung Serbaguna, ada juga di mal Yuki Simpang Raya Medan," ungkap dia.

Adapun sebanyak 141 stan UMKM meramaikan festival dan bazar pada perhelatan PON XXI Aceh-Sumut 2024 yang berlangsung mulai 7-15 September 2024 di Gedung Serbaguna GOR Dispora Sumut tersebut.

Tak hanya kuliner, para pelaku UMKM turut membuka stan kerajinan tangan, busana, dan sebagainya. Salah satu pelaku UMKM, Merry Erika, merupakan pedagang yang menjual berbagai kerajinan tangan dalam kegiatan itu.

Tak main-main, Merry membuka lima gerai sekaligus di ajang Festival UMKM PON XXI Aceh-Sumut 2024, yakni di lokasi strategis seperti Hotel Grand Inna, Hotel Grand Antares, Fave Hotel, Gedung Serba Guna Pancing, dan Sumut Creative Center di Komplek Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) Medan.

"Ini kesempatan langka yang harus saya manfaatkan karena PON tidak digelar setiap tahun, apalagi di Sumatera Utara," ucap Merry, yang berasal dari Langkat, Sumatera Utara tersebut dalam kesempatan terpisah.

Lokasi pertandingan yang tidak terlalu jauh, seperti Medan-Langkat, memudahkan dirinya membuka beberapa gerai sekaligus.

Pada stan yang dibuka, Merry memamerkan berbagai produk kerajinan tangan berbahan dasar kawat tembaga, seperti aksesori buatan tangan (handmade) berupa kalung, cincin, gelang, dan bros.

Khusus gelang, ia menggunakan kawat tembaga, dengan harga jual gelang mulai dari Rp15 ribu hingga Rp500 ribu.

"Produk termahal adalah kalung yang menggunakan kawat tembaga yang dikombinasikan dengan batu-batu mutiara karena proses pembuatannya cukup rumit," tutur dia.

Salah satu teknik khas yang digunakan Merry, yakni proses oksidasi pada kawat yang dirajut, sehingga menghasilkan warna hitam. Untuk menonjolkan kekhasan Sumatera Utara, dia juga kerap mengombinasikan kawat tembaga dengan kain ulos.

Baca juga: Pelaku usaha Aceh terbantu dengan expo UMKM PON XXI Aceh-Sumut

Baca juga: Pedagang sekitar Dispora Sumut dulang rezeki selama PON 2024

Baca juga: Pemprov Sumut targetkan pemasukan UMKM selama PON capai Rp1 miliar

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024