"Olahraga ini bagian dari salah satu alat untuk memperjuangkan harkat, martabat bangsa," kata Icuk dalam konferensi pers bertajuk "Dari PON Menuju Kancah Internasional" di Medan, Sumatera Utara, Minggu.
Dengan demikian, kata legenda tunggal putra bulu tangkis Indonesia itu melanjutkan, sudah sepatutnya sektor olahraga mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Ia lalu mengingatkan agar pemerintah tidak hanya menaruh perhatian ketika atlet-atlet berhasil mencetak prestasi, tetapi juga memerhatikan mereka saat berproses menjadi atlet terbaik.
"Jangan cuma saat menang, diarak, dikasih selamat (oleh pemerintah), tapi enggak mau (memerhatikan) prosesnya," ucap Icuk.
Berikutnya, dalam kesempatan yang sama, ia pun menilai bahwa Pekan Olahraga Nasional (PON) merupakan salah satu alat yang dapat mengukur perhatian pemerintah daerah kepada para atletnya. Ia meyakini seorang juara Olimpiade tidak dapat lahir begitu saja tanpa perhatian pemerintah daerahnya.
Baca juga: Besok Minggu, bulu tangkis perorangan PON 2024 dimulai
"PON sebagai alat ukur seberapa besar peranan-peranan daerah mereka mempersiapkan atlet-atlet di daerah. Tidak mungkin lahir juara Olimpiade tanpa disiapkan daerah-daerahnya," kata dia.
Selanjutnya, Icuk berharap pelaksanaan PON di tanah air dapat semakin baik dari masa ke masa. Oleh karena itu, kata dia, penyelenggara harus mau selalu belajar dari penyelenggaraan PON sebelumnya agar kesalahan yang sama tidak terulang.
"PON ini harusnya diselenggarakan dari masa ke masa, harus lebih baik, lebih baik, dan lebih baik. Kita harus mau belajar dari penyelenggaraan yang lalu, yang tidak baik, kita tidak boleh ulangi," ucap dia.
Sejauh ini, Icuk menilai perhatian pemerintah daerah terhadap para atlet pemenang PON sudah cukup baik, terutama dengan adanya pemberian bonus. Menurutnya, hal seperti itu dapat membuat masyarakat tertarik untuk berprestasi di bidang olahraga.
Baca juga: Dari bulu tangkis, ada harapan sang juara tak hanya dari Pulau Jawa
Baca juga: Klasemen perolehan medali bulu tangkis PON Aceh-Sumut 2024
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024